Pada 1 Februari 2014, Simone Scuffet menjalani laga debut di Serie A kontra Bologna. Dari laga tersebut, pelatih Udinese kala itu, Francesco Guidolin, yakin buat terus memberikan kepercayaan pada Scuffet tampil sebagai starter.
Penulis: Anggun Pratama
Ketika debut, Scuffet masih berusia 17 tahun. Ia menggantikan kiper utama Zelljko Brkic, yang cedera menjelang laga.
Scuffet tampil oke pada sisa musim 2013-2014. Scuffet membantu timnya finis di peringkat ke-13. Sederet aksi gemilangnya sampai membuat Scuffet disebut sebagai penerus Gianluigi Buffon.
Scuffet bahkan masuk dalam pemusatan latihan timnas Italia menjelang Piala Dunia 2014, meski pada akhirnya ia tidak dibawa ke Brasil. Pemanggilan itu sudah cukup menjadi bukti bahwa Scuffet memang punya talenta besar.
Hanya, performa itu tidak berlanjut pada musim selanjutnya. Cedera pergelangan kaki pada September 2015 membuat Scuffet tidak bisa bersaing dengan Orestis Karnezis, yang pada akhirnya terus menjadi pilihan utama Udinese hingga musim ini.
- Klopp Siap Dihadapkan pada Pilihan Sulit
- Momen JUARA: Gol Backheel Hernan Crespo ke Gawang Juventus
- Unggah Pesan di Instagram, Samuel Eto'o Dibekukan oleh Klubnya
Performanya tak sebaik Karnezis setelah cedera tersebut. Karier dan perkembangan Scuffet pun tertahan.
Kisah awal karier Scuffet serupa dengan Gianluigi Donnarumma. Pada 2015-2016, pelatih AC Milan, Sinisa Mihajlovic, memberikan Donnarumma debut langsung sebagai starter kontra Sassuolo pada 25 Oktober 2015. Usianya kala itu masih 16 tahun 6 bulan 12 hari. Performanya stabil hingga 2015-2016 kelar.
Tak seperti Scuffet, sejauh ini Donnarumma masih menjadi pilihan utama Milan pada musim keduanya. Ia bahkan menjadi kiper termuda kedua yang sanggup mematahkan penalti ketika melawan Torino pada Agustus silam.
Pelatih timnas Italia, Giampiero Ventura, sampai memberinya debut buat Gli Azzurri kontra Prancis pada 1 September.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar