Atas hal itulah, David Amoyal, kolumnis di situs Gianlucadimarzio.com, ESPN, hingga Calciomercato.com, menyebut Donnaruma sejauh ini selamat dari kutukan Scuffet.
Asal tidak mengalami cedera parah atau penurunan performa signifikan, Vincenzo Montella pasti akan terus menjadikan Donnarumma pilihan utama di bawah mistar Milan.
"Tak mudah buat remaja seperti Donnarumma buat menunjukkan konsistensi seperti itu. Saya yakin dirinya bisa dan harus menjadi kiper saat ini dan juga kiper masa depan Milan," kata mantan penjaga gawang Milan, Ricky Albertosi, kepada Tuttomercatoweb.
Menanti Kontrak Anyar
Masa depan Donnarumma di Milan belakangan memang menjadi perbincangan. Agen sang pemain, Mino Raiola, terus menggoyang Milan dengan menyebut banyak klub peminat yang ingin mendapatkan Donnarumma.
Chelsea, Manchester United, sampai Real Madrid disebut sebagai beberapa tim yang paling meminatinya. Hal ini terkait dengan proses perpanjangan kontrak sang pemain.
Donnarumma menandatangani kontrak profesional pertamanya pada Februari 2015. Ia diikat selama kurang lebih tiga tahun hingga Juni 2018 dengan gaji 160.000 euro (Rp 2,34 miliar) per musim.
Melihat performa Donnarumma, Milan sudah menawarkan perpanjangan kontrak lagi sejak menjelang musim 2015-2016 berakhir. Durasi masa berlaku kontrak hanya selama tiga tahun karena ia belum berusia 18 tahun.
Artinya, Milan menawarkan kontrak baru yang berlaku hingga 2019, tentu dengan perbaikan remunerasi. Donnarumma disebut bakal mendapatkan 1 juta euro (Rp 14,66 miliar) per musim.
Kendati begitu, Gazzetta dello Sports menyebut pada Februari 2017 mendatang, ketika usia Donnarumma genap 18 tahun, Milan akan kembali berdiskusi dengan sang pemain dan juga Raiola dengan menawarkan kontrak baru yang akan berlaku selama lima tahun.
"Berikan ia kontrak baru sesuai dengan performanya. Saya harus mengulang bahwa ia bakal menjadi kiper Milan dalam waktu lama," ujar Albertosi lagi.
[video]http://video.kompas.com/e/5134558123001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar