Sepanjang tengah pekan silam, BOLA tak hanya berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Edy Rahmayadi, tetapi juga memenuhi undangan sesi jumpa media yang digelar Moeldoko dan Benhard Limbong.
Penulis: Martinus Bangun/Fery Tri Adi/Persiana Galih/Kukuh Wahyudi
Selain sama-sama mencalonkan diri sebagai calon Ketua Umum PSSI dan telah lolos proses verifikasi dari Komite Pemilihan (KP), ketiga sosok tersebut juga berasal dari dunia militer (TNI).
Edy berpangkat letnan jenderal dan tengah menjabat sebagai Pangkostrad. Benhard Limbong merupakan purnawirawan perwira tinggi TNI AD dengan pangkat terakhir sebagai brigadir jenderal. Sementara itu, Jenderal (purn) Moeldoko merupakan mantan Panglima TNI.
Baca Juga:
- Bellerin Tantang Bolt Lari, Wenger Ogah Dukung
- Roberto Firmino, Mantan Bek yang Menjadi Mesin Gol
- Markas Manchester City Bau Bawang
Nama Edy lebih dulu muncul ke permukaan lantaran didukung kelompok voters K-85. Adapun Moeldoko mencuat belakangan, tetapi ia mengklaim telah memiliki basis dukungan voters tersendiri.
Berbeda dengan Edy dan Moeldoko, Benhard justru masih terkesan lebih tertutup dalam mengungkapkan barisan pendukungnya. Meski demikian, ia tergolong lebih unggul dalam hal pengalaman mengurus bola di negeri ini.
Benhard sempat beberapa kali masuk kepengurusan PSSI, di antaranya pada era Nurdin Halid dan Djohar Arifin.
Majunya tiga sosok militer dalam bursa pencalonan Ketua Umum PSSI kali ini jelas menghadirkan atmosfer persaingan yang baru. Sejarah mencatat bahwa PSSI memang sempat beberapa kali dipimpin sosok dari dunia militer.
Namun, menurut data riset BOLA, baru kali ini perebutan kursi PSSI 1 diwarnai persaingan tiga calon ketum sekaligus yang berasal dari kalangan militer.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar