Kita harus mundur hingga 14 tahun ke belakang guna menemukan kondisi semodel ini.
Kala itu, dalam leg I semifinal Liga Champions 2001-02 kontra Real Madrid, Carly Rexach selaku pelatih hanya menurunkan Thiago Motta sebagai representasi La Masia.
Padahal, ia memiliki Xavi Hernandez, Sergi Barjuan, Gerard Lopez, Gabri Garcia, Carles Puyol, hingga Pepe Reina.
Alih-alih memainkan legiun lokal miliknya, Rexach justru memilih Fernando Bonano, Michael Reiziger, Abelardo, Frank de Boer, Fabio Rochemback, Philip Cocu, Enrique, Marc Overmars, Patrick Kluivert, dan Javier Saviola.
Tak sampai empat tahun lalu, Barca, di bawah mendiang Tito Vilanova, selama 61 menit menerjunkan pasukan yang seluruhnya berintikan jebolan La Masia.
Dengan materi yang ada saat ini, memang mustahil bagi Enrique untuk memberi porsi mayoritas bagi para cantera.
Terutama dengan kepergian Tiago Alcantara, Pedro Rodriguez, dan Marc Bartra, Cesc Fabregas, serta pensiunnya Xavi, dalam kurun tiga musim terakhir.
Meski begitu, Robert Fernandez, Direktur Olahraga Barca, berani menjamin bahwa dalam 2-3 tahun ke depan bakal muncul permata-permata baru dari Ciudad Esportiva Joan Gamper.
"Kami sama sekali tak kehilangan arah. Kami sudah menyiapkan 2-3 pemain dengan DNA Barca guna mengetuk pintu tim senior," kata Fernandez.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.698 |
Komentar