"Tidak peduli meski ada provokasi karena dalam pertandingan itu, dia adalah kapten tim. Saya sudah menyuruh Ribery untuk menghentikan kebiasaannya," lanjut arsitek tim asal Italia tersebut.
Sementara itu, Thorsten Kinhofer, yang pernah menjadi wasit Liga Jerman, menyebut Ribery sebagai bom waktu yang siap meledak dan bakal merugikan Muenchen.
"Benar, dia sering dilanggar. Di sisi lain, ia begitu mudah dibuat kesal dan lawan akan berusaha memanfaatkan kondisi tersebut dengan memprovokasinya," tutur Kinhofer.
"Pertanyaannya, maukah Franck Ribery berubah di usianya saat ini? Mungkin klub memang tidak layak memberikan peran penting kepadanya," lanjut wasit yang bertugas di Bundesliga sejak 2002 hingga 2015 tersebut.
Baca Juga:
- Frank De Boer: Saya Marah!
- Protes dengan Nilai di FIFA 17, Penyerang Chelsea Beralih ke PES
- Arsenal Jadi Biang Keladi Kekalahan Tottenham di Hadapan Rekor Penonton
Di sisi lain, Ribery mengakui bahwa dirinya punya karakter yang keras.
"Saya adalah tipe pemain yang lebih sering menghadapi duel satu melawan satu. Situasi seperti itu sangat memicu terjadinya pelanggaran," ujar Ribery.
"Jangan ditanya berapa kali saya harus meninju atau menendang lawan saat melakukan tekel. Akan tetapi, harus diingat lawan juga sering memprovokasi saya," katanya.
Lantas bagaimana keputusan Ancelotti? Siapa yang bakal lebih sering tampil?
Ancelotti enggan menyebut nama. Sebaliknya, ia membuka peluang bagi kedua winger tersebut untuk bermain bersama.
"Menurut opini saya, pesepak bola bagus harus tampil. Selain itu, pesepak bola bagus juga bisa bermain bersama," ungkap Ancelotti.
"Hal ini juga berlaku bagi Ribery dan Costa. Mereka bisa membantu serangan dari kedua sayap, jadi soal ini tidak akan menjadi masalah," lanjutnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.698 |
Komentar