Franck Ribery dan Douglas Costa. Siapa yang paling layak menjadi penguasa sektor kiri Bayern Muenchen untuk musim 2016/17?
Penulis: Wieta Rachmatia
Dalam laga pekan kedua Bundesliga 2016/17 kontra Schalke (9/9), Ribery tampil sebagai starter. Sementara itu. Costa, yang baru saja pulih dari cedera otot paha, diturunkan pada menit ke-61 sebagai pengganti Ribery.
Muenchen menang dua gol tanpa balas atas Schalke. Akan tetapi, baik Ribery maupun Costa gagal menyumbangkan angka.
Gol pertama Muenchen dibukukan Robert Lewandowski (81'). Yang kedua dicetak Joshua Kimmich pada injury time.
Setelah penampilan perdana Costa pada musim 2016/17, sejumlah media Jerman pun berspekulasi ia akan kembali mengambil alih satu tempat di skuat utama Muenchen dari tangan Ribery.
Dari segi kekuatan fisik, Costa, yang baru menginjak usia 25 tahun, jelas lebih unggul. Winger berkewarganegaraan Brasil ini juga punya kecepatan plus teknik di atas rata-rata.
Musim lalu, Costa sukses mengambil alih peran Ribery, yang didera cedera berkepanjangan. Total, ia mengemas tujuh gol dalam 43 penampilan bersama Muenchen di semua kompetisi.
Namun, kini Ribery telah pulih dari cedera. Pemain sayap veteran asal Prancis ini mendapatkan kesempatan kedua di bawah arahan pelatih anyar Muenchen, Carlo Ancelotti.
Pada pertandingan pembuka Bundesliga 2016/17 melawan Werder Bremen (26/8), Ribery sukses menyumbangkan satu gol plus mencetak satu assist.
Masalahnya, pemain yang satu ini kerap sulit menjaga emosi kala berada di lapangan. Ia tak segan berbuat kasar terhadap pemain lawan.
Ribery beruntung hanya mendapatkan kartu kuning akibat menyikut wajah pemain Borussia Dortmund, Felix Passlack, dalam pertandingan Piala Super Jerman (14/8).
Ancelotti juga pernah mengingatkan Ribery untuk menjaga sikap setelah ia mendapatkan kartu kuning dalam partai pramusim melawan Internazionale pada Agustus silam.
"Saya sudah mengatakan kepadanya, saya tak menyukai pemain yang tidak bisa bersikap baik di lapangan," ucap Ancelotti seperti dilansir Bild kala itu.
"Tidak peduli meski ada provokasi karena dalam pertandingan itu, dia adalah kapten tim. Saya sudah menyuruh Ribery untuk menghentikan kebiasaannya," lanjut arsitek tim asal Italia tersebut.
Sementara itu, Thorsten Kinhofer, yang pernah menjadi wasit Liga Jerman, menyebut Ribery sebagai bom waktu yang siap meledak dan bakal merugikan Muenchen.
"Benar, dia sering dilanggar. Di sisi lain, ia begitu mudah dibuat kesal dan lawan akan berusaha memanfaatkan kondisi tersebut dengan memprovokasinya," tutur Kinhofer.
"Pertanyaannya, maukah Franck Ribery berubah di usianya saat ini? Mungkin klub memang tidak layak memberikan peran penting kepadanya," lanjut wasit yang bertugas di Bundesliga sejak 2002 hingga 2015 tersebut.
Baca Juga:
- Frank De Boer: Saya Marah!
- Protes dengan Nilai di FIFA 17, Penyerang Chelsea Beralih ke PES
- Arsenal Jadi Biang Keladi Kekalahan Tottenham di Hadapan Rekor Penonton
Di sisi lain, Ribery mengakui bahwa dirinya punya karakter yang keras.
"Saya adalah tipe pemain yang lebih sering menghadapi duel satu melawan satu. Situasi seperti itu sangat memicu terjadinya pelanggaran," ujar Ribery.
"Jangan ditanya berapa kali saya harus meninju atau menendang lawan saat melakukan tekel. Akan tetapi, harus diingat lawan juga sering memprovokasi saya," katanya.
Lantas bagaimana keputusan Ancelotti? Siapa yang bakal lebih sering tampil?
Ancelotti enggan menyebut nama. Sebaliknya, ia membuka peluang bagi kedua winger tersebut untuk bermain bersama.
"Menurut opini saya, pesepak bola bagus harus tampil. Selain itu, pesepak bola bagus juga bisa bermain bersama," ungkap Ancelotti.
"Hal ini juga berlaku bagi Ribery dan Costa. Mereka bisa membantu serangan dari kedua sayap, jadi soal ini tidak akan menjadi masalah," lanjutnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.698 |
Komentar