Kenyataan makin ketatnya TSC 2016 dan sulitnya mendongkel pemuncak klasemen, Madura United, harus ditelan pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija.
Penulis: Ovan setiawan/Ferry Tri Adi
Milo, sapaan Milomir, juga kudu menelan pil pahit tambahan berwujud situasi minimnya pelapis stopper.
Pelatih asal Bosnia Herzegovina itu kerap kelimpungan jika salah satu dari Hamka Hamzah atau Goran Gancev harus absen.
Menurut Milo, memiliki hanya satu pelapis, yaitu Ryuji Utomo, sangat riskan buat timnya.
Alih-alih mendatangkan pemain keinginan pelatih, manajemen Arema malah menghadirkan dua gelandang asing, yaitu Marcio Teruel (Brasil) dan Nick Kalmar (Australia), serta satu winger asal Papua, Oktavianus Maniani.
Baca Juga:
- Top Scorer Liga Malaysia Pamer KTP Indonesia
- Kalah dari Thailand U-19, Ini Masalah Indonesia U-19
- Negara Kecil Vanuatu Lolos ke Piala Dunia
Sang pelatih pun sempat pening dengan keputusan manajemen. Namun, seiring berjalannya waktu, Kalmar menunjukkan punya kemampuan berperan sebagai stopper.
“Saya seorang gelandang yang siap membantu serangan. Namun, juga mampu dan siap bila dimainkan di belakang. Bergerak ke kanan dan kiri juga bukan hal baru. Terserah di mana pelatih menempatkan saya,” ujar Kalmar.
Kondisi itu tentu berkah tersendiri buat Singo Edan. Masuknya Kalmar praktis mengatasi dua masalah sekaligus.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar