Musim lalu Napoli bergantung pada ketajaman penyerang Gonzalo Higuain. Sampai-sampai ada sebutan Napoli Higuain. Bagaimana setelah bomber asal Argentina itu hijrah ke Juventus?
Penulis: Riemantono Harsojo
Tanpa Higuain yang musim lalu mencetak 36 dari 80 gol tim di Serie A, Napoli tetap bisa tajam.
Sebagai bukti, sampai pekan ketiga Serie A 2016/17 Napoli memegang status sebagai tim paling tajam bersama Roma.
Napoli dan Roma sama-sama mencetak sembilan gol dalam tiga pertandingan pertama musim ini.
Apakah Napoli bisa tetap tajam karena faktor penyerang pengganti Higuain yaitu Arkadiusz Milik?
Tidak 100 persen karena Milik. Jika sebelumnya ada istilah Napoli Higuain atau Napoli Edinson Cavani, sekarang untuk sementara istilahnya bukan Napoli Milik.
Napoli yang mengandalkan kolektivitas.
Demikian sebutan media-media di Italia untuk tim Gli Azzurri asuhan pelatih Maurizio Sarri selepas tanpa Higuain.
Faktanya, sampai pekan ketiga Serie A, Napoli tidak bergantung pada gol-gol dari Milik atau satu penyerang lain. Ada tiga penyerang yang sudah menyumbang gol untuk Napoli.
Mereka adalah Jose Callejon dengan empat gol, Dries Mertens (2 gol) dan Milik (2). Satu gol lagi disumbang oleh gelandang Marek Hamsik.
"Napoli akan berbeda. Jika dulu Napoli Cavani atau Higuain, tapi sekarang tidak akan menjadi Napoli Milik. Solusinya adalah meningkatkan ketajaman pemain lain, yaitu (Lorenzo) Insigne, Mertens, dan Callejon. Tidak ada solusi lain," kata mantan pelatih Milan dan Inter, Leonardo Araujo, dalam analisisnya di Sky Sports, seperti dikutip dari Tutto Napoli.
Penyesuaian Sarri
Pelatih Sarri mengakui tim Napoli musim ini tidak akan hanya menggantungkan harapan terciptanya gol pada Milik saja.
Mantan pelatih Empoli itu melakukan penyesuaian dengan materi yang ada di skuatnya.
Setelah timnya menang 3-0 atas Palermo pada 10 September lalu, Sarri berkata bahwa dirinya ingin para penyerang sayap Napoli juga banyak beroperasi di dalam kotak penalti.
Tujuannya adalah agar mereka dapat lebih dekat dan membantu Milik sebagai penyerang tengah.
Di sisi lain, dengan lebih banyak berada di kotak 16, para penyerang kanan dan kiri Gli Azzurri menjadi memiliki kesempatan lebih besar untuk menjebol gawang lawan.
Hasilnya, penyerang kanan Callejon mencetak dua gol ke gawang Palermo melalui eksekusi di dalam kotak penalti. Pemain asal Spanyol itu juga mengemas dua gol ke gawang Milan melalui sepakan dari dalam kotak 16.
Dua gol penyerang kiri Mertens ke gawang Pescara di partai pekan pertama juga lahir dari tembakan di dalam kotak penalti.
"Callejon juga mencetak dua gol di Palermo. Hal itu menunjukkan bahwa permainannya lebih ofensif dari musim lalu," kata mantan pemain Lazio dan Torino, Roberto Cravero, di acara Radio Kiss Kiss Napoli.
"Sekarang para pemain sayap melakukan pergerakan-pergerakan dan memiliki tanggung jawab yang berbeda dari tahun sebelumnya. Dulu melayani Higuain, sekarang mereka melakukan aksi individu untuk melakukan tembakan," tambah libero tim nasional Italia U-23 periode 1987-1988 itu.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar