Sebelum musim 2016-2017, Jose Mourinho mengatakan bakal sulit baginya untuk mengubah pola pikir para pemain Manchester United yang selama dua tahun dilatih oleh Louis van Gaal. Namun, hasil di lapangan berlawanan dengan ketidakyakinan manajer asal Portugal itu.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Filosofi
Selama bertugas di Old Trafford, ada satu kata yang kerap dilontarkan Van Gaal: filosofi. Pria berpaspor Belanda itu menginstruksikan United bermain dominan dengan cara mengklaim penguasaan bola tinggi.
Para pemain United merealisasikan filosofi Van Gaal. Akan tetapi, Red Devils malah sulit mengalahkan para lawan.
Usut punya usut, United era Van Gaal lebih sering memainkan bola di wilayah sendiri.
Bagaimana dengan Mourinho? Saat ditunjuk mengasuh United, mantan bos Chelsea ini mencetuskan bakal menerapkan permainan menyerang yang dominan.
Hal ini tentunya berbeda dari filosofi Mou selama ini yang cenderung bertahan amat solid alias taktik parkir bus.
Dalam waktu singkat, Mou mengubah gaya bermain United sesuai yang ia inginkan. Dalam tiga laga perdana Premier League 2016-2017, United menunjukkan dominasi bukan lewat penguasaan bola, tapi total tembakan.
Mou tidak melupakan strategi parkir bus miliknya. Dia bakal meminta United melakukannya ketika sudah unggul. Hal ini dapat dilihat di mana Mou memasukkan Chris Smalling menggantikan penyerang dalam gim versus Southampton dan Hull menjelang laga usai.
Komposisi
Mourinho masih menyukai formasi 4-2-3-1, skema yang pelatih berumur 53 tahun itu terapkan di Chelsea.
Modul ini sebetulnya juga dipakai Van Gaal sepanjang musim lalu. Bedanya, Van Gaal tidak memiliki penyerang tengah mumpuni, sementara Mourinho punya dalam diri Zlatan Ibrahimovic.
Perbedaan lainnya, Mourinho telah menetapkan satu pemain dalam satu posisi. Van Gaal tidak demikian, cenderung membentuk seorang pemain versatile.
Baca Juga:
- Akibat Colok Mata Lawan, Mourinho Masuk Kategori Superhero Jahat
- Tips Fantasy Premier League Pekan 4, Amukan Kapten dari London
- 5 Malaikat Tak Terduga yang Menentukan Kemenangan dalam Derbi Manchester
Ambil contoh Marouane Fellaini. Pemain asal Belgia itu bermain di berbagai posisi musim lalu: gelandang bertahan, gelandang serang, hingga striker.
Musim ini Fellaini diplot sebagai gelandang bertahan. Keputusan yang sejauh ini tepat mempertimbangkan betapa kokoh eks pemain Everton itu melapisi lini pertahanan.
Formasi 4-2-3-1 ala Mourinho juga menunjukkan satu hal: efektifnya para sayap United. Bek kanan Antonio Valencia bak terlahir kembali di tangan Mourinho. Pemain asal Ekuador itu kini kembali rajin melepas umpan-umpan silang yang kerap berakhir menjadi assist.
Ibrahimovic mendapat keuntungan dari crossing akurat Valencia. Total dua dari empat gol Ibra di semua ajang musim ini tercipta berkat assist dari Valencia.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.697 |
Komentar