Ketika mengantar Milan menjuarai Liga Champion pada 2002/03, Carletto bahkan sering memainkan secara bersamaan pemain kreatif seperti Andrea Pirlo, Clarence Seedorf, dan Manuel Rui Costa.
Namun, Ancelotti tak secara tiba-tiba menjadi penyuka pemain bertipe fantasista. Ia didewasakan oleh pengalaman.
Menolak Baggio
Pada periode awal kepelatihannya, tepatnya di Parma (1996- 1998), Ancelotti adalah fanatik skema 4-4-2.
Saking fanatiknya dengan pakem tersebut, Carletto sampai membuang kesempatan meminang salah satu fantasista terbaik Italia, Roberto Baggio.
Ancelotti menganggap Baggio, yang ingin bermain sebagai penyerang lubang, tak punya tempat dalam taktik 4-4-2 racikannya.
"Melihat kisah itu sekarang, saya merasa gila. Bagaimana bisa Anda menyerah untuk sosok seperti Baggio? Saya waktu itu masih muda dan tak punya keberanian menceburkan diri ke dalam sesuatu yang tak begitu saya pahami," ujar Ancelotti dalam bukunya: Il Mio Albero Di Natale (Pohon Natalku).
Baca Juga:
- Tips Fantasy Premier League Pekan 4, Amukan Kapten dari London
- Penyerang Baru FC Barcelona Rela Turun di Semua Posisi
- 5 Malaikat Tak Terduga yang Menentukan Kemenangan dalam Derbi Manchester
Ancelotti pun berkembang menjadi pelatih yang fleksibel dan adaptif. Penentuan formasi betulbetul disesuaikan dengan materi yang ia miliki.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No2.696 |
Komentar