Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

100 untuk Ranieri

By Jumat, 2 September 2016 | 11:20 WIB
Penyerang Leicester City, Jamie Vardy (kiri), berbincang dengan sang manajer, Claudio Ranieri, dalam pertandingan Premier League melawan Hull City di KCOM Stadium, Hull, Inggris, 13 Agustus 2016.
MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES
Penyerang Leicester City, Jamie Vardy (kiri), berbincang dengan sang manajer, Claudio Ranieri, dalam pertandingan Premier League melawan Hull City di KCOM Stadium, Hull, Inggris, 13 Agustus 2016.

Ada yang spesial pada pelatih Leicester City, Claudio Ranieri, saat menang atas Swansea City di altar Premier League pada Sabtu (27/8/2016). Kemenangan tersebut menjadi koleksi yang ke-100 bagi pelatih berambut putih asal Italia sepanjang karier kepelatihannya di Premier League.

Saat bertemu Swansea, Leicester meraih kemenangan pertama di musim 2016-2017, setelah pada dua laga sebelumnya kalah dari Hull City dan imbang melawan Arsenal.

Ranieri mengoleksi kemenangan ke-100 dengan menukangi dua klub, yaitu Chelsea selama periode 2000-2004 dan Leicester sejak 2015. Catatan ini juga sekaligus menempatkan pelatih berusia 64 tahun itu sebagai manajer kelima dari luar Inggris yang mampu mencapai 100 kemenangan di Premier League.

Dalam daftar sebelumnya tercatat nama Arsene Wenger (Prancis), Rafael Benitez  (Spanyol), Gerard Houllier (Prancis), dan Jose Mourinho (Portugal). Sekarang nama Ranieri masuk menambah daftar tersebut.

Tentu Ranieri senang dengan torehan ini. Namun, pada sisi lain dia mencoba merendah.

“Tidak dinyana saya bisa melakukannya. Namun, hasil tersebut bukan karya sendiri. Butuh kerja keras dan kerja sama yang baik dengan pemain,” katanya.

Kerendahan hati dari Ranieri memang tak lepas dari pengalamannya yang panjang dan berliku. Bermula dari kisah sulitnya pada 15 tahun lalu saat pertama kali datang ke Inggris untuk menangani Chelsea.

Saat itu, sepak bola Inggris merupakan lingkungan yang  benar-benar baru dan ditambah kemampuan bahasa Inggris Ranieri masih terbatas.

"Pernah tiga atau empat menit sampai akhirnya dia mengatakan sesuatu. Sering kali dia tergantung pada penerjemah sehingga sangat sulit baginya memberikan pengarahan saat jeda," kenang kiper Mark Bosnich, yang sempat dua tahun dilatih Ranieri di Chelsea.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X