Keberadaan Arda menawarkan dimensi baru. Meski di atas kertas posisinya ada di depan bersama Messi dan Suarez, dan memang kerap terlibat permainan segi tiga di antara mereka, di mayoritas laga Arda kerap turun sebagai winger murni. Artinya, Barca bisa bergeser dari pakem 4-3-3 menjadi 4-4-2.
Koleksi 10 gol, enam di antaranya diukir dalam kemenangan 6-2 di laga pembuka La Liga kontra Real Betis, memastikan bahwa MSA lebih tajam ketimbang MSN. Tak cuma lebih tajam, MSA bahkan mampu langsung masuk score sheet secara berbarengan di laga pertama mereka.
Jika dibandingkan, pada musim perdana sejak kedatangan Suarez, MSN baru bisa sama-sama masuk papan skor secara bersama-sama di laga ke-10. Setelah sembilan jornada beruntun gagal menuai gol berbarengan, ketiganya sama-sama menjebol gawang Atletico Madrid dengan skor 3-1.
Apabila parameternya lebih dari satu gol, MSN baru bisa berpesta gol secara berbarengan setelah memainkan 26 partai. Tepatnya ketika mencukur Cordoba 8-0 di 2014-2015. Di musim berikut, 2015-2016, pesta MSN baru muncul setelah 13 jornada (4-0 vs Sociedad) dan setelah 20 jornada untuk lebih dari satu gol (6-0 vs Athletic Bilbao).
Kemunculan kembali Arda ini bisa jadi bakal membatalkan niat Barca untuk membeli striker tambahan. Rotasi pada MSN terbukti tetap bisa dilakukan dengan menyempilkan Arda dan Munir, tanpa mengikis ketajaman secara signifi kan, bahkan dengan outcome yang lebih eksplosif.
Bagi Arda sendiri, dengan bermain lebih ke depan, dirinya justru bisa mengoleksi jam terbang lebih. Maklum, ketika sepanjang paruh kedua musim kemarin, Arda nyaris tak pernah memberikan dampak signifi kan tatkala dimasukkan sebagai gelandang pengganti bagi Ivan Rakitic atau Andres Iniesta.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar