Kendati demikian, Richard enggan disebut sebagai sosok tunggal keberhasilan pasangan Tontowi/Liliyana meraih medali emas.
"Kemenangan ini bukan karena saya saja sebagai pelatih, tetapi juga dukungan dari asisten pelatih, Nova (Widianto). Dia sangat membantu saya dengan tulus, dia bantu saya sampai capek, makanya saya mau dia ikut ke sini (Rio)," tuturnya.
"Terima kasih juga kepada PBSI dan semua tim atas dukungannya yang luar biasa,” ucap Richard.
Torehan Tontowi/Liliyana ini menjadikan mereka pasangan ganda campuran Indonesia pertama yang sukses menjuarai Olimpiade. Selebihnya, medali emas nomor ganda campuran selalu dimenangi dua negara, Korea Selatan dan China.
Kiprah ganda campuran Indonesia di Olimpiade:
- Barcelona 1992 - Tidak dipertandingkan
- Atlanta 1996 - Tri Kusharyanto/Minarti Timur, Flandy Limpele/Riseu Rosalina (perempat final),
- Sydney 2000 - Tri Kusharyanto/Minarti Timur (perak) Bambang Suprianto/Zelin Resiana (perempat final)
- Athena 2004 - Anggun Nugroho/Eny Widiowati (babak kedua), Nova Widianto/Vita Marissa (perempat final)
- Beijing 2008 - Nova Widianto/Liliyana Natsir (perak), Flandy Limpele/Vita Marissa (peringkat ke-4)
- London 2012 - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (peringkat ke-4)
- Rio 2016 - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (emas), Praveen Jordan/Debby Susanto (perempat final)
Penulis: Jalu Winsu Wirajati
Editor | : | |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar