Butter menemukan bakat Gini ketika sang pemain baru berusia 8 tahun saat sedang bermain sepak bola di cabang amatir akademi Sparta Rotterdam.
“Penampilan Gini mencolok karena dibandingkan dengan rekan seusianya, ia lebih gesit dan memiliki teknik sepak bola yang baik. Walaupun ukuran badannya lebih kecil dan kurus, tetapi ia sangat kuat," ucap Butter dikutip dari LiverpoolFC.com.
"Ia sangat menarik perhatian saya. Badannya sangat luwes dan pada saat itu ia melakukan sebuah salto dalam selebrasi golnya yang menjadi salah satu catatan untuk dilaporkan ke klub. Sejak itu saya terus memantau Georginio dan setelah dua tahun ia direkrut untuk bermain di akademi profesional Sparta," tuturnya.
Selain menemukan bakat Wijnaldum, Butter juga sangat berjasa karena ia sempat berperan layaknya orang tua sang pemain.
Kala itu, Gini tinggal bersama neneknya di Rotterdam karena orang tuanya bercerai.
“Paman Gini ketika itu menitipkan keponakannya kepada saya untuk dibimbing. Pamannya tidak punya waktu karena dia sendiri memiliki putra yang juga bermain sepak bola dan butuh perhatian. Karena kesibukan, pamannya tidak punya cukup waktu untuk Gini," kata Butter.
"Sejak saat itu saya sering mendampingi, menjemput, dan mengantar Gini berlatih. Tidak jarang ia menginap di rumah. Kami juga memasak dan menemaninya hingga waktu tidur. Kami menjaga agar dia selalu bangun pagi, mendapat sarapan yang memadai, serta mempersiapkan fisik dan mentalnya jelang pertandingan. Saya sudah seperti orang tuanya sendiri," lanjutnya.
Selan Gini, ada beberapa pemain besar Belanda saat ini yang merupakan hasil pantauan Butter.
Beberapa di antaranya adalah Kevin Strootman (AS Roma), Jetro Williams (PSV Eindhoven), dan Anwar El Ghazi (Ajax Amsterdam).
[video]http://video.kompas.com/e/5082251625001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Liverpoolfc.com |
Komentar