Ricky/Rexy melanjutkan penampilan mereka setelah sukses menaklukkan Huang Zhanzhong/Jiang Xin (China) dengan 15-7 15-7 pada babak perempat final.
"Kekalahan Rudy Gunawan/Bambang Suprianto pada babak perempat final dari Soo/Tan memudahkan jalan kami. Jika Gunawan/Bambang menang, mereka menjadi lawan kami di semifinal. Kalaupun bisa menang, kami pasti melaluinya dengan rubber game," tutur Rexy.
"Ketegangan mulai kami rasakan saat bermain pada babak delapan besar karena kami tidak ingin mengulangi kegagalan pada Olimpiade 1992," ucap Rexy.
Namun, Ricky/Rexy berhasil mengatasi ketegangan mereka sehingga berhasil menaklukkan pasangan Soo Beng Kiang/Tan Kim Her (Malaysia), dengan 15-3, 15-5 pada babak semifinal dan berhak atas tiket final.
Tiba di final, bayangan kegagalan kembali hadir di benak Rexy. Namun, keyakinan yang diberikan sang pelatih, Christian Hadinata, kembali menaikkan rasa percaya dirinya
"Awalnya, kami sempat khawatir gagal lagi. Tetapi, saat kami sudah sampai di final saya berpikir, Olimpiade terjadi empat tahun sekali. Jadi, saya tidak mau gagal dan saya punya keyakinan untuk menang," ujar Rexy.
"Seorang Christian memiliki kepercayaan dan keyakinan kepada kami. Dia hanya memberikan motivasi kepada atletnya tidak membenahi kami secara teknis," ucap Rexy.
Rexy yang mengidolakan Christian tidak ingin menyiakan kepercayaan yang diberikan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | juara |
Komentar