Sementara itu, para fans United terbelah. Ada yang menilai Basti lebih layak dipertahankan ketimbang gelandang lain macam Marouane Fellaini.
Namun, jika para suporter menyingkirkan sisi sentimentil dan mempertimbangkan tiga hal nonteknis berikut, sesungguhnya Basti tepat tidak masuk rencana Mourinho.
1. Sepele Tangani Cedera
Sepanjang 2015-2016, Basti didera empat cedera. Dua cedera terakhirnya memaksa pemain berumur 32 tahun itu absen dengan total empat bulan. Perinciannya, 56 hari (11 Januari-7 Maret) dan 67 hari (24 Maret-akhir musim).
Kendati cedera, Basti justru lebih banyak keluar negeri ketimbang berada di Manchester untuk pemulihan bersama tim medis. Alasannya, untuk mendukung langsung kekasihnya yang kini telah menjadi istri, Ana Ivanovic.
Selama absen membela United, Basti terlihat berada di Dubai, Miami, Stuttgart, dan Roma, kota-kota di mana Ivanovic mengikuti turnamen tenis. Bahkan, Basti kedapatan menggunakan penyangga lutut saat menyaksikan aksi sang petenis Serbia di Miami Open pada akhir Maret.
Dari hal ini, tampak Basti sepele menangani cedera yang ia derita. Andai dia benar-benar serius, Basti seharusnya mengikuti jejak Luke Shaw yang bekerja keras untuk pulih setelah mengalami patah kaki pada September 2015.
Buahnya sudah terlihat. Sementara Basti diabaikan, Shaw diandalkan Mourinho pada pramusim 2016.
2. Fokus Negara
Basti membuktikan dirinya lebih fokus untuk Jerman ketimbang United. Belum sepenuhnya sembuh dari cedera lutut, dia malah memperkuat Die Mannschaft pada Euro 2016.
Bisa dimaklumi, Euro adalah ajang yang sulit diabaikan. Setiap pesepak bola pasti mau bertanding di turnamen akbar.
Hanya, Basti mengabaikan fakta bahwa yang menggaji dan membiayai dirinya selama pemulihan cedera ialah United. Klub juga yang harus mengurusi pemulihan fisik dirinya usai membela negara.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | - |
Komentar