Salah satu pesona Madura adalah kehidupan religi yang kental ditunjang dengan kehidupan masyarakatnya yang sangat kultural. Ciri khas itu coba dipadukan dengan gairah sepak bola Pulau Garam itu melalui klub TSC 2016, Madura United.
Aroma pondok pesantren coba dirasakan oleh tiga pemain Madura United: Bayu Gatra, Gilang Ginarsa dan Ahmad Maulana. Mereka secara khusus akan menimba ilmu di Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-bata, Pamekasan Madura selama dua hari pada 2-3 Agustus 2016.
Ada di pondok pesantren terbesar di Pulau Garam, yang dihuni oleh 11.000 santri dari seluruh Indonesia, mereka ternyata cepat beradaptasi. Bayu Gatra misalnya, dia ternyata memiliki background sebagai santri.
Jadi, eks pemain Bali United tidak asing saat dihadapkan pada suasana pondok pesantren.
"Kegiatan pemain nyantri adalah bagian dari keterlibatan Madura United untuk mempromosikan potensi dan karakter Madura."
Presiden Madura United, Ahsanul Qosasi
"Saya sudah terbiasa dengan kehidupan pondok pesantren, jadi sudah tahu aktivitas di pondok. Pak De saya punya pondok di Jember, dulu sering main-main di sana,” ujar Bayu.
Sementara itu, antusiasme ditunjukkan oleh Gilang Ginarsa. Pemain yang dikenal kalem itu selama ini terkenal sebagai pesepak bola yang religius. Jadi tak heran bila bapak satu anak ini cukup gembira menyambut kegiatan di pondok.
"Senang saja, kami pengen tahu kehidupan santri gimana. Jadi dulu waktu awal tahun ada rencana mau kegiatan seperti ini, saya langsung menawarkan diri,” tuturnya.
Di sisi lain, Gilang juga merasa senang karena mendapatkan banyak teman. Pada kesempatan tersebut, dia juga akan membagikan ilmunya tentang sepak bola.
"Ada banyak teman di sini, saya juga akan membagi ilmu tentang sepak bola,” ucap Gilang.
Pengalaman pertama juga dirasakan oleh Maulana. Menurut pemain berambut kribo itu, hal semacam ini tidak pernah didapatkan di klub-klub yang pernah dia bela sebelumnya.
"Saya antusias, penasaran dan ingin tahu seperti apa rasanya jadi santri. Mungkin setelah ini, saya bisa ambil manfaatnya dan diterapkan saat di rumah. Ini pengalaman pertama, sebab di klub sebelumnya tak pernah ada kegiatan semacam ini,” ungkapnya.
Pemain Madura United Di saat Memasuki Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan.#Maduraunited pic.twitter.com/tWlWTHAYDR
— Madura United FC (@MaduraUnitedFC) August 3, 2016
Sementara itu, Presiden Madura United, Ahsanul Qosasih mengungkapkan bahwa klubnya terutama para pemain memiliki andil untuk mengangkat karakteristik dan potensi pondok pesantren di Madura.
"Kegiatan pemain nyantri adalah bagian dari keterlibatan Madura United untuk mempromosikan potensi dan karakter Madura. Karena, Madura adalah daerah santri,” katanya.
Aqsanul memberikan dorongan pada klub sepak bola di Indonesia agar berperan untuk mempromosikan kearifan lokal. Dia mencontohkan, bahwa pandangan orang terhadap pondok pesantren juga harus diluruskan.
Caranya adalah melalui andil klub sepak bola dan pemainnya.
Baca juga:
- Lewat Buku, Manajemen Arema Ingin Ajak Aremania Tertawa
- Jajang Sukmara Bukti Persib Tak Punya Pemain Emas
- 'Sentuhan' Indra Sjafri pada Timnas U-19 Asuhan Eduard Tjong
"Pemain yang terlibat dalam kegiatan tersebut diharapkan menjadi penghubung Pesantren Madura dengan orang-orang luar pesantren. Sebab, mereka kadang memandang miring terhadap sistem pendidikan pesantren,” ucap Ahsanul.
Ustad Khusairi pengasuh Ponpes Mambaul Ulum senang dengan kedatangan tiga pemain Madura United tersebut. Sebab, hal itu sudah ditunggu-tunggu oleh para santri.
"Anak-anak sudah menunggu kedatangan para pemain Madura United ini. Karena di sini juga banyak penggila bola. Selain itu, mereka ditunggu-tunggu untuk memberikan motivasi dan ilmu tentang sepak bola. Kami sangat merespons positif kesediaan para pemain untuk ikut nyantri," tandasnya.
[video]http://video.kompas.com/e/5067062466001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar