Butuh kebesaran hati untuk bergabung dengan sebuah klub baru sambil menyadari bahwa dirinya cuma akan menjadi “camat” alias cadangan mati. Jangankan untuk standar megabintang, bagi pemain biasa pun bukan pekerjaan mudah guna menerima status ini.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Ada ego yang harus siap dikebiri saban gameday datang di akhir pekan atau saat matchday menghampiri di midweek.
Jika bomber inti tak bermasalah dalam menjebol gawang lawan, bagi sang "camat", partai tersebut bahkan bisa berlalu begitu saja tanpa ada kesempatan untuk menyapa si kulit bulat.
Tak pernah mudah memang.
Kendati begitu, bukan mustahil sang pemain tetap bisa menjadi idola di mata fan fanatik klub yang dibela.
Tengoklah bagaimana Ole Gunnar Solskjaer melegenda di Manchester United meski biasa masuk dari bangku cadangan.
Simak pula kontribusi ciamik Javier Chicarito Hernandez di Old Trafford meski selalu menjadi pemain pengganti.
Nama Chicharito bahkan juga mengharum di Santiago Bernabeu lantaran aksi minimnya kerap mendatangkan hasil optimal bagi Los Merengues.
Tak cuma di United atau Madrid, para "camat" yang menjelma menjadi supersub ini juga hadir di Bayern Muenchen, Sevilla, hingga Barcelona.
Muenchen punya Claudio Pizarro guna melapis Robert Lewandoski dan Mario Mandzukic.
Sevilla kerap diselamatkan oleh gol-gol Kevin Gameiro tatkala Carlos Bacca puasa gol.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.685 |
Komentar