Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Musim Ketiga, Ujian Terberat Luis Enrique

By Sabtu, 30 Juli 2016 | 07:55 WIB
Pelatih FC Barcelona, Luis Enrique, dalam pertandingan La Liga 2015-2016 menghadapi Real Sociedad di Estadio Anoeta, San Sebastian, Spanyol, pada 9 April 2016.
DAVID RAMOS/GETTY IMAGES
Pelatih FC Barcelona, Luis Enrique, dalam pertandingan La Liga 2015-2016 menghadapi Real Sociedad di Estadio Anoeta, San Sebastian, Spanyol, pada 9 April 2016.

Ada alasan mengapa di panggung sepak bola dikenal sebutan siklus tiga tahunan. Bukan semata karena secara implisit Bela Guttmann pernah mengemukakan pendapat ini, tapi sejarah juga membuktikan bahwa hanya segelintir pelatih yang bisa melalui tahun ketiga dengan rapor cemerlang.

Publik mungkin lebih mengenal lelaki Hungaria ini sebagai sosok yang mengutuk Benfica pada awal tahun 1960-an, lantaran klub Portugal itu ogah menaikkan gajinya.

Hingga sekarang, kutukan Guttmann mungkin menjadi penyesalan terbesar Benfica karena mereka terbukti gagal meraih gelar di kompetisi antarklub Eropa meski delapan kali menembus final. Namun, yang kerap hilang saban kali nama Guttmann mencuat adalah pandangan dirinya tentang sulitnya menjaga konsistensi hingga musim ketiga. Menurut Guttmann, sebagus-bagusnya materi skuat, mereka tetap akan kehilangan pegangan begitu menginjak musim ketiga.

Mungkin hanya Sir Alex Ferguson yang berhasil melewati periode krusial ini bersama Manchester United. Tak sebatas tiga musim, tapi Fergie sukses mempertahankan ritme tinggi Red Devils selama belasan tahun.

Pep Guardiola juga layak masuk kategori pelatih yang mampu melakoninya. Raihan 14 trofi dalam empat musim bersama Barcelona adalah bukti sahihnya.

Musim ketiga merepresentasikan sebuah momen di mana metode tim berada pada titik statis. Metode tak lagi bisa dikembangkan, suara pelatih sudah tak lagi didengar seantusias sebelumnya, dan lawan sudah mendapatkan penawar dari strategi yang selama ini begitu sulit dipatahkan.

Fergie di United, dan Pep di Barca, berhasil mengakali “kejenuhan” tersebut. Salah satu opsi adalah dengan memperbarui materi skuat. Jika United secara berurutan mengakuisisi Eric Cantona, Andy Cole, Dwight Yorke, Ruud van Nistelrooy, Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, Dimitar Berbatov, hingga Robin van Persie, Pep merekrut Zlatan Ibrahimovic, David Villa, Cesc Fabregas dan Alexis Sanchez.

Garis merah dari kesuksesan Fergie dan Pep adalah perekrutan paten di lantai bursa transfer. Masuknya wajah-wajah anyar memberi alternatif pilihan untuk mengubah gaya bermain sehingga membuat lawan terus berada dalam posisi mengejar.

Strategi Baru

Setelah dua musim berturut-turut menuai kesuksesan bersama Barcelona, Luis Enrique kini menginjak musim ketiga sebagai nakhoda Camp Nou. Wajar apabila kini publik mempertanyakan kelanjutan kisah El Lucho di musim ketiganya.


Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X