Medio pekan lalu, Marko Pjaca masih sempat berbakti kepada Dinamo Zagreb sebelum satu hari kemudian meresmikan kepindahannya ke Juventus.
Penulis : Dwi Widijatmiko
Pada laga leg II babak kualifikasi III Liga Champions, Pjaca menjadi bintang kemenangan 3-2 Zagreb atas FK Vardar.
Klub Kroasia itu lolos ke babak play-off dengan skor agregat 5-3 setelah unggul 2-1 di leg I.
Pjaca mencetak dua gol lewat penalti. Ia juga membuat assist untuk gol ketiga Zagreb, yang dibukukan oleh Paulo Machado.
Kamis pagi (21/7), Pjaca melewati tes medis di Turin dan langsung menandatangani kontrak selama lima tahun serta diperkenalkan kepada pers. Juve membayar 23 juta euro untuk menggaetnya.
"Sangat bahagia dan antusias berada di klub besar seperti ini. Tidak sabar lagi untuk segera berlatih dan bermain bersama tim. Saya pikir kami ingin memenangi liga dan Coppa Italia, juga melangkah sejauh mungkin di Liga Champion," kata Pjaca kepada situs resmi I Bianconeri.
Pemain berusia 21 tahun itu memilih nomor punggung 20. "Karena itu adalah nomor saya di Dinamo Zagreb dan tim nasional Kroasia," ujarnya lagi.
Menawarkan Banyak Opsi
Pertanyaannya sekarang, bagaimana prospek Pjaca di Juventus?
Bisakah ia masuk ke jajaran starter?
Kisah Kingsley Coman dan Daniele Rugani musim lalu menegaskan tidak mudah buat pemain muda menembus skema pelatih Massimiliamo Allegri.
Bagus bagi Pjaca, ia punya modal yang bisa membuatnya lebih diperhitungkan Allegri.
Marko Pjaca: Averaged a successful dribble more often (every 10 mins) than any other player to start a Euro 2016 match #juve
— WhoScored.com (@WhoScored) July 21, 2016
Keberadaan Pjaca membuat Juventus punya kans keluar dari pakem 3-5-2, yang dipakai sepanjang musim lalu.
Formasi itu sebetulnya bukan favorit Allegri. Dia lebih fasih dengan sistem empat bek.
Tapi, skuat Juventus, yang merupakan peninggalan Antonio Conte, telanjur akrab dengan 3-5-2. Allegri "terpaksa" meneruskan pola itu, apalagi kemudian hasilnya oke.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.683 |
Komentar