Praktis, duet Riedl-Pikal baru bisa memantau pemain.
Selama proses tersebut, Pikal mengaku harus banyak-banyak berdiskusi dengan pelatih klub-klub ISC, termasuk berkonsultasi dengan Indra, Nil, dan Djanur.
Apalagi, menurut rencana, timnas di Piala AFF 2016 bakal diisi mayoritas pemain muda.
"Karena belum bisa menggelar pelatnas, kami fokus memantau pemain dan banyak berdiskusi dengan pelatih-pelatih klub. Kebetulan, saya dan Riedl juga sangat terbuka dengan masukan-masukan para pelatih tersebut," ujar Pikal.
"Saya sudah kenal beberapa pelatih di ISC semenjak mengikuti kursus lisensi A AFC tahun 2009, jadi bisa lebih santai. Toh, yang namanya diskusi tak perlu selalu berlangsung formil. Lucunya, hampir sebagian pelatih yang kami ajak diskusi ternyata sepakat dengan pemain yang ingin kami bidik ke timnas," ujar Pikal melanjutkan.
"Pikal mengincar beberapa nama, termasuk Irsyad Maulana dan Vendry Mofu. Secara lisan saya sepakat. Selain itu, saya juga mengusulkan nama Nur Iskandar atau Novan Satya, tetapi ini pandangan pribadi, Semua tetap tergantung Riedl dan Pikal," kata Nil.
Pendekatan yang lebih kurang serupa juga dirasakan pelatih lain.
"Saat coach Riedl memantau pemain Barito Putera, saya tanya ke beliau kenapa tertarik dengan pemain Barito? Padahal, posisi kami di klasemen TSC ada di bawah. Dia jawab klasemen tak jadi ukuran dan lebih fokus pada kualitas individu pemain," ujar pelatih Barito Putera, Mundari Karya.
Mundari menambahkan bahwa sebelumnya ia tak terlalu dekat dengan Riedl. Namun, ia menilai pendekatan yang dilakukan pelatih asal Austria itu secara personal membuatnya respek.
Bicara soal hubungan pertemanan, Riedl dan Pikal juga sempat bekerja sama dengan pelatih Sriwijaya FC, Widodo C. Putro, kala ketiganya menukangi timnas Piala AFF 2010 dan 2014.
[video]http://video.kompas.com/e/5045861024001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar