Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mantan Bek Liverpool Ungkap Adiksi Pereda Rasa Sakit

By Lariza Oky Adisty - Rabu, 20 Juli 2016 | 23:37 WIB
Bek Liverpool, Daniel Agger melakukan selebrasi setelah mencetak gol pembukaan saat pertandingan Premier League antara Liverpool dengan Southampton di Stadion Anfield, Inggris pada tanggal 1 Desember 2012
ANDREW YATES/AFPPHOTO
Bek Liverpool, Daniel Agger melakukan selebrasi setelah mencetak gol pembukaan saat pertandingan Premier League antara Liverpool dengan Southampton di Stadion Anfield, Inggris pada tanggal 1 Desember 2012

Mantan bek Liverpool, Daniel Agger (31), membuat pengakuan mengejutkan. Bek asal Denmark tersebut mengaku sempat mengalami ketergantungan obat pereda rasa sakit.

Agger gantung sepatu pada Mei 2016 setelah bermain untuk klub Denmark, Brondby, sejak 2014. Sebelumnya, Agger menghabiskan delapan musim bermain untuk Liverpool. Namun, kariernya kerap terhambat cedera.

Dia mengalami masalah pada punggungnya pada 2007 dan berlangsung selama satu tahun berikutnya. Masalah tersebut merambat dan menimbulkan nyeri pada lutut.

Demi bisa bermain, Agger mengonsumsi obat seperti Celebrex yang berfungsi meredakan nyeri pada tulang. Agger bahkan tidak ragu mengonsumsi obat tersebut melebihi dosis yang disarankan. Memang, obat tersebut cukup membantunya.

Selama delapan musim di Liverpool, Agger membukukan 232 penampilan. Dia juga tampil 77 kali untuk Brondby dan 75 kali untuk tim nasional Denmark.

Namun, lama kelamaan obat yang ditenggak Agger mulai menampakkan efek samping.

"Saya terlalu banyak menelan obat itu. Saya sadar, tetapi saya tidak bisa berhenti. Semoga ini menjadi pelajaran untuk para atlet lain untuk berhati-hati," kata Agger dalam wawancara dengan surat kabar Denmark, Jyllands-Posten

Salah satu momen ketika dia menenggak obat tersebut melebihi dosis adalah pada Maret 2015 saat Brondby meladeni FC Copenhagen.

Agger saat itu tidak fit, namun ingin bermain. Dia meminum dua obat pereda rasa sakit tiga kali sehari selama satu minggu. Padahal, dokter sudah menyarankan dia mengurangi dosis pemakaiannya.

Dampak konsumsi berlebih pun mulai terasa. Agger kerap mengantuk dan mudah lelah, sehingga harus menenggak kafein dan minuman berenergi untuk melawan kantuk. Tubuh Agger terasa tidak karuan.

Baca Juga:

"Ada masanya saya hanya ingin tidur di ruang ganti, tetapi saya memaksa diri bermain," kata Agger.

Kondisi tidak fit tentu berimbas pada performanya di lapangan. Dia jadi sulit memusatkan perhatian dan kerap membuat kesalahan.

Agger menyerah. Pada 2015, dia mengumumkan niatnya pensiun.

"Tubuh saya tidak kuat lagi. Dosis obat yang saya konsumsi seharusnya hanya boleh setiap tiga hari. Kondisi saya yang tidak karuan seperti ini adalah cara tubuh saya memberi tahu bahwa saya tidak sanggup," kata Agger.

Agger pensiun satu tahun kemudian. Dia sempat tampil untuk Denmark pada kualifikasi Piala Eropa 2016. Gagalnya tim Dinamit lolos ke turnamen tersebut mengukuhkan niatnya untuk gantung sepatu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : Guardian


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X