Perjalanan Persiba di TSC seolah identik dengan cerita kurang sedap. Bahkan sebelum TSC dimulai, tim berjulukan Beruang Madu tersebut sempat membuat heboh setelah berniat tidak ikut ambil bagian di dalam turnamen ini.
Penulis: Andrew Sihombing/Yan Daulaka
Faktor finansial ditengarai sebagai salah satu penyebab utama kendati akhirnya tim ini tetap berpartisipasi di TSC.
Persiapan tim juga sempat terganggu dengan mundurnya pelatih Eduard Tjong, yang kemudian digantikan Jaino Matos sejak awal April lalu.
Saat TSC berjalan, pamor Persiba kian jelek karena dianggap sebagai tim kasar.
"Sebenarnya kami tidak bermain kasar. Pelatih Jaino Matos hanya menekankan agar pemain yang terdekat dengan lawan segera melakukan pressing," kata asisten pelatih Bima Sakti kepada BOLA.
"Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pemain bukan karena kesengajaan. Banyak tim lain lebih kasar, tapi Persiba apes karena menjadi sorotan," lanjutnya.
Di tengah semua anggapan kurang menyenangkan tersebut, Persiba membuat kejutan di laga pamungkas. Ledi Utomo cs. menjelma menjadi tim yang bisa mengemas lima gol sekaligus kala menjamu Gresik United.
Bima mengakui sebenarnya tidak ada perubahan dalam strategi maupun cara bermain tim.
"Pelatih hanya meminta kami tetap fight. Selain itu, sebelum pertandingan memang ada evaluasi khusus soal penyelesaian akhir," ucap mantan gelandang timnas Indonesia ini.
Konsistensi
Tidaklah berlebihan menyebut Shohei Matsunaga sebagai kunci kemenangan gemilang Persiba di laga tersebut.
Pria Jepang berusia 27 tahun ini bahkan merupakan sinar paling terang di lini ofensif Persiba sepanjang turnamen.
Dua gol dicetaknya ke gawang Gresik, sekaligus mengatrol torehannya menjadi lima biji alias separuh total gol Persiba di TSC.
Bedanya, bila tiga gol sebelumnya tercipta lewat penalti, dua torehan ke gawang Gresik ditorehkan melalui permainan terbuka.
Dari hari ke hari, Matsunaga terus membuktikan diri dan kelayakannya. Jebolan akademi Schalke ini seolah ingin memperlihatkan kekeliruan sejumlah klub yang menolak jasanya sebelum TSC digelar.
"Entahlah soal motivasi itu, Matsunaga tidak pernah membicarakannya. Hanya, dia sekarang lebih nyaman di Persiba," tutur Bima.
"Perannya di tim sangat penting. Tidak hanya sebagai playmaker, tapi juga saat membantu pertahanan. Selama ini banyak yang menudingnya malas bertahan, tapi sekarang tidak demikian," tambahnya.
Persiba tidak perlu khawatir Matsunaga sulit menjaga konsistensi.
Statistik yang dilansir Labbola memperlihatkan eks pemain Persegres ini melepas rata-rata 2,83 tembakan per partai hingga pekan kesembilan TSC.
Rataan tersebut memang sedikit menurun dibandingkan 3 shot per partai hingga pekan kelima.
Hanya, bila bicara soal tembakan tepat ke gawang lawan, rataan 2 shot on target hingga pekan kelima TSC bertahan pada angka yang sama di pekan kesembilan.
Bagaimana soal dependensi?
Bukankah ketergantungan pada Matsunaga bisa membahayakan bila pemain yang selalu tampil penuh ini absen suatu ketika?
Laga kontra Gresik bisa dijadikan patokan optimisme. Pemain seperti Ledi Utomo, Abdul Aziz Lutfi Akbar, hingga Heri Susanto ternyata bisa menjadi sumber gol alternatif. Data dari Labbola juga sedikit-banyak mendukung kemungkinan itu.
Selepas libur Lebaran, Persiba akan menghadapi PSM (16 Juli) dan Persija (20 Juli). Keduanya termasuk dalam deretan klub yang menolak Matsunaga sebelum bergulirnya TSC.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar