Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Madura United Marah Besar Disebut Anak Emas PT GTS

By Suci Rahayu - Senin, 4 Juli 2016 | 10:55 WIB
Duo pemain Madura United, Fabiano Rosa Beltrame (15) dan Jeki Arisandi (30) saat mengamankan bola dari pilar Mitra Kukar di Stadion Gelora Bangkalan, Sabtu (2/7/2016) malam.
SUCI RAHAYU/JUARA.net
Duo pemain Madura United, Fabiano Rosa Beltrame (15) dan Jeki Arisandi (30) saat mengamankan bola dari pilar Mitra Kukar di Stadion Gelora Bangkalan, Sabtu (2/7/2016) malam.

BANGKALAN, JUARA.net – Nada miring dari beberapa pihak membuat Madura United berang. Mereka tak terima disebut sebagai ’anak emas’ PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS), selaku operator TSC 2016.

Penilaian Madura United (MU) jadi ’anak emas’ PT GTS itu terkait perubahan hukuman laga kandang mereka. Manajer MU, Haruna Soemitro dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

Tuduhan tersebut berawal dari keputusan diskresi GTS yang sebelumnya  menghukum Madura United bermain di luar kandang saat berhadapan dengan Mitra Kukar pada Sabtu (2/7/2016).

Namun, keputusan berubah dan Madura United dipersilakan menggunakan Stadion Gelora Bangkalan sebagai home base.

”Kami mematuhi keputusannya, yang penting juga menggunakan hak bandingnya."

Manajer Madura United, Haruna Sumitro

”Tidak benar kalau ada yang bilang hukuman GTS lembek atau mereka takut dengan intervensi Madura United dan Haruna Soemitro,” kata Haruna dengan nada tinggi saat mengklarifikasi tuduhan tersebut.

Keputusan tersebut menurut Haruna adalah buah dari protes yang disertai bukti yang dilayangkan oleh manajemen Madura United pada GTS.

Sebab, panitia pelaksana (panpel) MU sudah melakukan pencegahan sebelum terjadinya insiden menyalanya flare pada 15 Juni 2016. Dari insiden itu, laga MU melawan Persiba Balikpapan terhenti.

”Kami mengajukan diskresi dan punya banyak bukti sudah melakukan banyak upaya pencegahan. Apakah itu salah kalau kami mengajukan protes?” tutur Haruna.

Baca juga:

Haruna juga meminta kepada semua klub bahwa saat terkena hukuman, ada fasilitas yang diberikan oleh GTS kepada klub, salah satunya adalah banding.

”Kami mematuhi keputusannya, yang penting juga menggunakan hak bandingnya,” ucapnya.

Protes Haruna kepada GTS menyangkut beberapa aspek, jika hukuman tersebut diberlakukan. Salah satunya adalah berdampak pada eksistensi klub, terlebih MU tergolong klub baru.

Mereka juga tengah berupaya berkembang untuk menjadi ikon bagi masyarakat Madura.

”Kami ini kan sudah pakai pendekatan industri dan sponsor. Kalau jadwal yang seharusnya home lalu diubah pasti sponsor kecewa. Kalau memang ada hukuman, hukum saja dengan denda,” pungkas Haruna.

Selain mendapatkan hukuman larangan bermain di kandang, beberapa waktu lalu GTS juga melayangkan denda kepada MU. Klub ini harus membayar denda sejumlah Rp 50 juta.

[video]http://video.kompas.com/e/5014528201001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Estu Santoso
Sumber : juara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X