Dicap sebagai kontestan terlemah di Grup C Copa America Centenario, Venezuela malah melangkah ke perempat final. Namun, mungkin sudah tiba waktunya kejutan itu berhenti.
Penulis: Andrew Sihombing
Sebelum turnamen digelar, tidak ada yang pernah menyangka La Vinotinto bisa melangkah sedemikian jauh.
Venezuela datang ke Negeri Paman Sam sebagai juru kunci kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan dengan hanya mendulang satu poin dari enam pertandingan. Menyedihkan!
Tak ada yang menyadari bahwa penunjukan Rafael Dudamel sebagai pelatih pada awal April rupanya mengubah Venezuela. Maklumlah, dalam empat laga persahabatan di bawahnya, Venezuela juga cuma meraih tiga hasil imbang dan sekali kalah.
Gebrakan baru terjadi di Copa America 2016.
Tampil bagus di partai pembuka Grup C dengan mengalahkan tim kuda hitam turnamen, Jamaika, Josef Martinez cs. bermain lebih bagus lagi saat membunuh harapan salah satu jagoan turnamen, Uruguay.
Tiket ke fase gugur pun digenggam. Hanya, kejutan belum selesai.
Di laga pamungkas versus tim kuat Meksiko, Venezuela bisa unggul lebih dulu sebelum menutup pertandingan dengan skor imbang 1-1.
Venezuela mungkin akan menyesali hasil laga terakhir.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.674 |
Komentar