Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cerita Pelatih Arema Saat Ramadan di Negeri Asalnya, Bosnia

By Ovan Setiawan - Kamis, 16 Juni 2016 | 16:10 WIB
Pelatih Arema, Milomir Seslija saat berada di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar pada Senin (13/6/2016).
OVAN SETIAWAN/JUARA.net
Pelatih Arema, Milomir Seslija saat berada di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar pada Senin (13/6/2016).

MALANG, JUARA.net – Pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija berasal dari negara Eropa yang mayoritas berpenduduk muslim, Bosnia dan Herzegovina. Pria berusia 51 tahun ini pun berbagi cerita soal kehidupan beragama di negeri asalnya, terutama saat Ramadan.

Pelatih yang menangani Arema Cronus sejak awal tahun ini memiliki cerita tentang indahnya toleransi beragama di negara yang terletak di semenanjung Balkan itu.

Islam berkembang cukup pesat di Bosnia dan Herzegovina. Jumlah penduduk terbesar negara itu adalah pemeluk Islam, sisanya sebanyak 31 persen penganut Kristen Ortodoks dan 15 persen lagi adalah Katolik Roma.

”Sebagai pelatih, saya juga mengetahui jadwal berbuka dan sahur. Bahkan, kami juga menikmati sajian buka puasa bersama-sama.”

Pelatih Arema, Milomir Seslija

Sebagai orang non-Muslim, Milo, sapaan Milomir Seslija, merasakan betul manisnya toleransi beragama di negaranya, terutama saat bulan Ramadan.

”Seperti yang saya rasakan di Malang, semua orang saling menebar kebaikan. Di Bosnia juga sama, di sana setiap orang menghargai Ramadan. Kami saling mengundang datang ke rumah,” ujar Milo.

Seperti tengah berlomba-lomba mendapatkan berkah Ramadan, suasana berbeda juga dirasakan oleh masyarakat Bosnia. Menurut Milo, Ramadan tidak hanya mendapatkan tempat di lingkungan penduduk Muslim saja.

”Saat Ramadan, orang berusaha melakukan yang terbaik,” tuturnya.

Baca juga:

Seperti halnya di Indonesia, Milo mengatakan kalau di Bosnia juga banyak bertebaran tempat beribadah seperti masjid dan gereja.

”Banyak masjid dan gereja, mereka berjalan di jalannya masing-masing,” ucap mantan direktur teknik Barito Putera ini.

Maka tak heran, bila Milo memiliki adaptasi cukup cepat meski tinggal di negara yang mayoritas berpenduduk muslim. Sebelum di Indonesia, Milo lama tinggal di Malaysia.

Hal tersebut juga memberikan dampak positif bagi rasa kekeluargaan yang dibangun Milo di Arema. Apalagi, tim ini mayoritas pemainnya memeluk agama Islam.

”Sebagai pelatih, saya juga mengetahui jadwal berbuka dan sahur. Bahkan, kami juga menikmati sajian buka puasa bersama-sama,” tandas eks pelatih klub Malaysia, Sabah FA ini.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Estu Santoso
Sumber : juara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X