Menurut manajemen Home United, HYFA membatasi pemakaian peluit dan tak memakai lapangan yang paling dekat dengan blok warga tinggal. Mereka juga menyediakan hotline layanan cepat bagi warga yang merasa terganggu.
Kebijakan HYFA itu sebenarnya merugikan mereka. Pembatasan pemakaian lapangan itu, HYFA kehilangan pemasukan 15.000 dolar Singapura atau sekitar Rp 150 juta per bulan.
Padahal, HYFA setiap bulannya harus tetap membayar uang sewa penuh ke SLA sebesar 34.000 dolar Singapura atau setara Rp 333 juta. Sebelumnya, URA juga menjamin kalau lokasi itu memang diperuntukkan sebagai arena kegiatan olahraga.
Kenyataan ini membuat SLA pun bergerak dan mereka sedang memantau yang dikeluahkan warga. Tetapi, SLA juga mengkaji pengurangan harga sewa yang harus dibayar manajemen Home United.
Selain itu, HYFA juga menawarkan memberikan pelayanan fasilitas gratis ke warga sekitar akademi itu.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | The New Paper |
Komentar