Dilihat dari segi mana pun, Haiti bak liliput di hadapan Brasil. Akan tetapi, kontestan asal Kepulauan Karibia itu bisa menjelma jadi raksasa seketika saat kedua tim bertemu di Orlando, Kamis pagi WIB (9/6/2016).
Kalau daftar peringkat FIFA terakhir dijadikan patokan, Brasil dan Haiti terpaut 67 anak tangga! Brasil menghuni posisi ke-7, sedangkan Haiti ke-74.
Sudah jelas bahwa Brasil juga superior atas Haiti dalam segi sejarah. Pasukan Selecao punya 5 gelar Piala Dunia, sedangkan Haiti baru tampil sekali pada ajang tersebut, yakni pada 1974.
Beralih ke kancah Copa America, Brasil memiliki 8 trofi. Adapun Haiti baru mencicipi ajang ini pada Copa America Centenario 2016.
Baca Juga:
- Ini Cara Mengucap Nama Pemain di Piala Eropa 2016
- Penjualan Saham Inter Milan Akhiri Era Massimo Moratti
- Dua Pemuda Indonesia yang Akan Dicoba FC Tokyo
Segala latar belakang tersebut membuat Brasil sangat diunggulkan atas Haiti dalam duel nanti. Bagi Selecao, momen tersebut membuka kesempatan mereka bangkit usai ditahan Ekuador 0-0 pada laga pertama.
Pasukan Carlos Dunga bukan hanya dituntut menang atas Haiti, tapi juga menampilkan permainan cantik.
"Kami harus meningkatkan segalanya. Bukan hanya dalam bertahan dan menyerang, kami juga harus berkembang sebagai sebuah unit," ucap Dunga usai laga kontra Ekuador.
Andai modal keunggulan di atas kertas dijadikan patokan, Brasil boleh berharap merealisasikan permintaan Dunga. Akan tetapi, Haiti bisa menjadi tim yang menyulitkan Selecao.
Sadar akan kekurangan kualitas di hadapan Brasil, skuat asuhan Patrice Neveu bakal mengompensasinya dengan permainan kompak dan ultradefensif.
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4926064302001&preload=none[/video]
Bermodalkan pemain berpostur tegap dengan fisik prima, Haiti amat mungkin bakal bertahan sangat dalam dan menumpuk pemain di lini belakang.
Setelah mampu membendung serangan lawan, mereka mengintip celah buat melepas umpan panjang sebagai pemicu serangan kilat tajam.
Potensi skema seperti itu bahaya bagi Brasil karena sukses diterapkan Ekuador akhir pekan lalu. Tim Selecao sekarang bukan unit agresif yang doyan berkreasi di sepertiga akhir lapangan.
70 - Today #Brazil had a 70% possession, but only one more shot on target than #Ecuador. Unbalanced pic.twitter.com/1PE61UG3Qy
— OptaJavier (@OptaJavier) June 5, 2016
Philippe Coutinho cs kerap kebingungan saat menguasai bola di wilayah pertahanan lawan yang bermain rapat. Statistik akhir laga versus Ekuador menjadi referensi.
Brasil mencatat penguasaan bola 70 persen, tapi cuma melepas 2 tembakan akurat sepanjang pertandingan.
Setelah ditaklukkan Peru 0-1 pada laga pertama, Haiti bertekad semaksimal mungkin merepotkan Brasil agar tidak rontok lebih dini.
Kalau sudah begitu, siap-siap saja pasukan Dunga menghadapi duel yang tak mudah melawan 'raksasa-raksasa' Karibia.
"Semua orang bermimpi menghadapi Brasil. Kami sangat menghormati Brasil, tetapi juga ingin menunjukkan hal positif di lapangan," ujar Neveu kepada situs Remezcla.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar