Juara bertahan Copa America, Cile, mencatat rekor negatif usai dikalahkan Argentina 1-2 pada Selasa (7/6/2016) pagi WIB. Hasil itu merupakan kekalahan ketiga secara beruntun yang dialami Cile.
Kekalahan pada laga itu membuat rapor Cile semakin 'kebakaran' bersama pelatih Juan Antonio Pizzi. Hal tersebut sesuai dengan julukan Cile, La Roja (Si Merah).
Sejak dipoles Pizzi pada Januari 2016, performa Alexis Sanchez cs menukik tajam. Dalam lima partai di berbagai ajang, Cile hanya sekali menang dan empat kali kalah.
Tiga di antaranya terjadi berurutan, yakni saat bertemu Jamaika, Meksiko, dan kini Argentina.
Baca Juga:
- Setelah Beli Saham Inter, Ini Target Investasi Lain Suning Group di Eropa
- Ini Dua Pemuda Indonesia yang Akan Dicoba FC Tokyo
- Atletico Madrid Tolak Uang Rp 6 Triliun!
La Roja tidak lagi memperlihatkan efektivitas serangan yang tajam seperti saat dilatih Jorge Sampaoli. Nama yang disebut terakhir ialah otak keberhasilan Cile ketika menjuarai Copa tahun lalu.
Lantas, apa yang salah dengan Cile?
"Sederhana. Cile kehilangan intensitas permainan. Mereka kehilangan unsur serangan mengejutkan. Fans Cile kecewa dan tersakiti," kata jurnalis Cile, Cristopher Antunez Silva, dalam analisis kolomnya di Goal Espana.
Poin yang menjadi sorotan dari racikan Pizzi ialah ketidakmampuan Cile melakukan aliran serangan balik tajam nan bertenaga yang mereka perlihatkan di bawah asuhan Sampaoli.
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4929596272001&preload=none[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar