Kala Manchester City melakoni laga tandang melawan Swansea City pada Minggu (15/5/2016), partai itu merupakan pertandingan terakhir Manajer Manuel Pellegrini bersama The Citizens.
Penulis: Dedi Rinaldi/Dwi Widijatmiko
Usai musim 2015-2016, Manajer Manchester City sudah berganti nama dari Pellegini ke Josep Guardiola. Setelah menjadi favorit juara di kancah Premier League pada awal kompetisi, pasukan Pellegrini ternyata gagal merebut trofi.
Mereka gagal pula di babak semifinal Liga Champions. Catatan ini pun menjadi penguat bahwa pelatih asal Cile itu memang selayaknya pergi.
Bahkan, setelah bermain imbang 2-2 melawan Arsenal pada pekan ke-37, posisi keempat yang ditempati The Citizens pun belum aman. Namun, untuk penghormatan kepada Pellegrini, para pemain membela komandannya.
Baca Juga:
- 10 Pengkhianat Terpopuler antara Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund
- 4 Tujuan Potensial Rafael Benitez Berikutnya
- 4 Penyebab Newcastle Terdegradasi dari Premier League
Para pemain sudah menyatakan bahwa jika tim gagal berada di empat besar klasemen akhir Premier League 2015-2016, maka yang harus disalahkan adalah pemain, bukan Pellegrini.
“Kami respek pada Pellegrini sehingga perlu menyatakan hal ini,” kata bek Bacary Sagna.
Pellegrini mengaku sangat terhormat dengan sikap para anak buahnya tersebut. Seolah membalas rasa hormat tersebut, Pellegrini lalu bersuara.
Ia menyatakan bahwa pelatih baru, dalam hal ini Guardiola, tidak perlu merombak total skuat yang ada sekarang.
Dalam sepak bola profesional, seorang pelatih baru pasti akan melakukan perombakan pada tim yang akan ditanganinya.
Guardiola pun pasti akan merombak formasi yang ada. Karena itu, Pellegrini mecoba mengingatkan penggantinya.
Alasan Pellegrini sebenarnya masuk akal. Skuat yang ada sekarang sudah memenangi Piala Liga dan terus berkembang.
[video]http://video.kompas.com/e/4884419815001_ackom_pballball[/video]
Perubahan boleh dilakukan pada pemain-pemain yang dari segi usia maupun kebutuhan tim sudah tidak layak. Jadi, bukan perubahan total.
Kendati begitu, Pellegrini mengatakan bahwa tindakan tersebut hanya merupakan saran bagi Guardiola.
Mau didengar atau tidak, terserah pada Guardiola karena menurutnya Pep merupakan sosok yang sudah tahu apa yang perlu dikerjakan dalam menangani tim.
"Dulu saya datang ke sini tidak pernah berbicara dengan siapa pun. Pelatih yang sangat profesional, khususnya pelatih yang sangat penting, pasti tahu apa yang mesti ia lakukan," kata Pellegrini.
Karena itu, Pellegrini menekankan bahwa Guardiola tak membutuhkan arahan dan tahu soal sepak bola Inggris. Namun, Pellegrini tetap berharap saran tentang jangan mengubah tim secara total akan didengar Guardiola.
Fokus ke Swansea
Yang jelas, sekarang City harus memastikan bahwa momen perpisahan dengan Pellegrini tidak berujung pahit. Maksudnya, Manchester City jangan sampai gagal meraih tiket ke Liga Champions musim depan.
City bersaing dengan rival sekota, Manchester United. Apa pun hasil yang didapatkan United, City harus fokus memikirkan bagaimana menang melawan Swansea.
Rekor pertemuan memihak mereka. Dalam sembilan duel sejak City dibeli oleh Abu Dhabi United Group pada 2008, City hanya sekali kalah dari The Swans. Kejadiannya pada 11 Maret 2012.
Dalam delapan duel lainnya, City menang tujuh kali. Sejak 2008, City juga punya tradisi menutup musim dengan baik.
Dalam tujuh kesempatan, City masing-masing hanya sekali mendapatkan hasil imbang dan kekalahan. Sisanya menang.
[video]http://video.kompas.com/e/4884403109001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar