Tak bisa lebih berbeda lagi, bus tim tamu yang hendak merapat ke Etihad diberi tempat di ujung parkiran.
Alhasil, para pemain harus jalan cukup jauh menuju pintu masuk stadion.
Tak hanya itu, rute mereka setelah sampai ke stadion tak langsung menuju ruang ganti. Para pemain tamu harus berjalan melewati salah dapur stadion, yang tentu saja tak akan sepi pada hari laga.
Mereka harus melewati bau daging yang tengah dibakar, pie yang tengah dipanggang, dan tentu saja hiruk pikuk dapur raksasa Stadion Etihad.
Setelah itu, jika sudah berganti seragam, para pemain tim tamu tak mempunyai ruang perenggangan.
Menurut Nigel, pemandu tur kami, keputusan ini ternyata datang dari instruksi pelatih Mark Hughes yang menukangi City pada 2008-2009.
"Ketika itu Hughes kaget para pemain tamu mendapat fasilitas ruang pemanasan," ujar Nigel. "Seketika itu juga, ia meminta ruangan di sebelah tempat konferensi pers tersebut dibongkar."
Selain memenuhi permintaan Hughes, ruangan itu juga dipergunakan ulang untuk kembali memanjakan pemain City.
Area yang bisa menampung 20-30 orang itu menjelma jadi lounge pemain, di mana para pemain dan keluarga sert pacar mereka bisa bercengkerama santai seusai laga!
[video]http://video.kompas.com/e/4859683912001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | juara |
Komentar