Terlepas dari faktor permukaan lapangan, mayoritas media Jerman melayangkan serangan pada Pep akibat sejumlah keputusan janggal. Salah satunya karena tidak memasukkan Thomas Mueller sejak menit pertama.
“Mueller bagi Muenchen adalah seperti (Lionel) Messi bagi Bercelona. Nyaris mustahil menggantikan mereka di laga-laga yang sangat krusial,” ucap Ottmar Hitzfeld, pelatih yang menjuarai LC 2000-01 bersama Muenchen.
Total 35 gol dalam 50 laga di seluruh kompetisi musim ini menegaskan betapa tajam Mueller itu.
Ia memang bukan tipe striker murni seperti Robert Lewandowski atau Mario Mandzukic sebelum ini.
Namun, Mueller selalu bisa memosisikan dirinya dalam ruang terbuka untuk mencetak gol. Ia juga bisa diandalkan dalam menyambut bola-bola atas.
Di Allianz Arena, Selasa (3/5), nama besar Pep akan dipertaruhkan.
Jika kembali tersandung dari wakil La Liga, publik akan mengecapnya sebagai pelatih gagal. Karena Pep didatangkan murni untuk mengantar Muenchen merajai Eropa, bukan sekadar menjuarai Bundesliga.
Muenchen dianggap bisa dengan mudah membalikkan skor 0-1. Tetapi ingat, pada saat tertinggal 0-1 dari Madrid, Muenchen justru dihajar 0-4 di Allianz.
Jika hal ini terjadi, bahkan rekor empat titel Bundesliga secara beruntun, bakal sebatas menjadi konsolasi belaka.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BOLA Sabtu No.26 |
Komentar