Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Usaha Pelatih Lokal Menciutkan Nakhoda Asing di TSC 2016

By Jumat, 29 April 2016 | 20:01 WIB
Pelatih Bali United, Indra Sjafri (kiri) memberikan instruksi anak asuhnya usai latihan di Lapangan Trisakti, Legiun, Jumat (22/4/2016).
YAN DAULAKA/BOLA/JUARA.NET
Pelatih Bali United, Indra Sjafri (kiri) memberikan instruksi anak asuhnya usai latihan di Lapangan Trisakti, Legiun, Jumat (22/4/2016).

Pada Liga Super Indonesia (LSI) 2014, Djadjang Nurdjaman membawa Persib Bandung memutus tradisi apik Jacksen F. Tiago bersama Persipura Jayapura. Sejak 2008 hingga 2014, pelatih asal Brasil itu mampu menyabet tiga gelar LSI (2008/09, 2010/11, dan 2013).

Penulis: Ferry Tri Adi/Yan Daulaka/Kukuh Wahyudi

Pencapaian Djanur, sapaan akrab sang pelatih, sebenarnya serupa dengan Kas Hartadi bersama Sriwijaya yang mematahkan superioritas Jacksen pada LSI 2011/12.

Sementara pada 2009/10, Arema di bawah asuhan Robert Rene Alberts (Belanda) menjadi kampiun.

Pada TSC 2016 ini, bentrok asing kontra lokal juga tak boleh dilewatkan.

Jumlah pelatih asing di TSC 2016 juga makin bertambah dibanding dua edisi LSI sebelumnya, minus LSI 2015.

Dua nama Minang yaitu Jafri Sastra dan Indra Sjafri boleh dibilang layak dikedepankan sebagai orang yang bisa kembali “menciutkan” kuota pelatih asing.

Pembuktian keduanya dinantikan agar klub percaya pelatih lokal.


Pelatih Persipura, Jafri Sastra bersama timnya memenangi dua laga uji coba segitiga di Makassar. (SUCI RAHAYU/BOLA/JUARA.net)

Jafri terkenal percaya kepada talenta muda. Kini, pelatih asal Payakumbuh itu dipercaya menukangi pasukan muda Mutiara Hitam.

Baca Juga:

Yang menjadi masalah ialah karakter Mutiara Hitam yang bertolak belakang dengan Jafri.

Persipura terkenal sebagai tim yang mementingkan penguasaan bola, baik pada era Jacksen maupun Osvaldo Lessa.

“Saya memang tak bisa langsung mengubah karakter tim seluruhnya. Saya hanya menambal kekurangan dan berinovasi di Persipura. Soal penguasaan bola sebenarnya bisa disesuaikan dengan komposisi pemain yang ada,” ujarnya.

Sementara itu, Indra Sjafri dinantikan kiprahnya di level klub. Tentu saja Bali United (BU) yang ditanganinya ingin merasakan sukses serupa Indonesia U-19.

[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4868988266001&preload=none[/video]

Pelatih 53 tahun itu mencanangkan program jangka panjang bersama BU.

Tahun pertama (2015, kompetisi terhenti) dan keduanya hanya fokus untuk membentuk tim dengan pembinaan pemain muda.

Baru pada tahun keempat dan kelima, BU mengejar prestasi.

Akan tetapi, ada perubahan program pada tahun keduanya.

BU mulai menggunakan jasa pemain asing demi bersaing di TSC 2016. Serdadu Tridatu ingin “merek” mereka mulai dikenal.

“Mengapa ada perubahan? Pertama, klub dihargai kalau rating televisinya bagus. Kedua, klasemen juga menjadi tolak ukur pendanaan dari operator. Kami cuma ingin masuk 10 besar," ujarnya.

"Karena itu, pemain muda saja tidak cukup, harus ada tambahan pemain asing," lanjutnya.


(GRAFIS: ANDREAS JOEVI/JUARA.NET)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.664


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X