Keadilan terhadap Tragedi Hillsborough pada 15 April 1989 telah ditegakkan dengan para suporter Liverpool dinyatakan tak bersalah dalam tragedi yang memakan 96 korban tersebut. Namun, Football Association mendapat kritik keras karena kesalahan mereka dalam memilih venue laga.
Sekitar satu bulan sebelum tragedi semifinal Piala FA itu terjadi, Peter Robinson, CEO Liverpool ketika itu, menelepon Steve Clark, Sekretaris Kompetisi Football Association.
Menurut laporan the Independent, Robinson menelepon Clark setelah mengetahui Liverpool akan kembali bertemu Nottingham di Stadion Hillsborough setelah kedua kubu bersua di tempat sama setahun sebelumnya.
Belajar dari pengalaman tahun 1988, Robinson sadar bahwa Hillsborough tak cocok menangani laga dengan tim yang punya dukungan suporter sebesar Liverpool.
Salah satu suporter yang hadir pada laga tersebut menulis surat ke FA tentang kondisinya kala menonton kemenangan 2-1 Liverpool atas Nottingham Forest tersebut.
"Seluruh area penonton padat ke titik di mana saya tak bisa bergerak dan saya beserta semua merasakan ketakutan terhadap keselamatan pribadi kami," tulis suporter tersebut.
Baca Juga:
- Fans Liverpool Tak Bersalah, Hakim Buat 10 Kesimpulan Tragedi Hillsborough
- Di Balik Halaman Depan The Sun Pasca-Tragedi Hillsborough
- Ini Pesan Juergen Klopp untuk Penggemar Borussia Dortmund
"Payung yang saya bawa patah karena terhimpit penghalang di depan saya. Ketakutan saya begitu besar sehingga saya keluar pada tengah babak, nyawa saya lebih penting ketimbang menonton babak kedua," lanjutnya.
Sadar akan hal ini, Robinson meminta FA melihat beberapa alternatif stadion lain, termasuk Old Trafford, tapi hanya mendapat jawaban singkat "Komite telah memilih Hillsborough".
Independent mengungkapkan kalau FA tak pernah mengakui kalau mereka melakukan kesalahan fatal dengan tidak menggubris permohonan Robinson tentang Hillsborough, yang tak memiliki sertifikat keamanan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Independent |
Komentar