Leicester City segera memasuki fase terpenting dalam perjalanan 132 tahun di kancah sepak bola Inggris. Sisa empat pertandingan Premier League 2015/16 menentukan bisa atau tidaknya mereka menutup musim dengan cara terindah, yakni merengkuh trofi .
Penulis : Indra Citra Sena
Saat ini, Leicester benar-benar membutuhkan kontribusi maksimal dari para pemain reguler, terutama Jamie Vardy, yang merupakan andalan tim di lini depan. Dia selalu tampil dalam 34 pertandingan dan telah mengoleksi 22 gol plus enam assist.
Produktivitas Vardy sekaligus menempatkan namanya di urutan teratas daftar pemain Premier League yang paling sering terlibat dalam proses gol (28). Striker tim nasional Inggris itu menggungguli rekan setimnya, Riyad Mahrez (27), dan Harry Kane (Tottenham; 25).
Ironisnya, nama Vardy dipastikan tak akan tercantum dalam susunan pemain Leicester akhir pekan ini. Asosiasi Sepak bola Inggris, FA, menjatuhkan sanksi larangan bertanding menyusul aksi diving dan protes berlebihan terhadap keputusan wasit dalam pertandingan versus West Ham United, Minggu (17/4/2016).
Hukuman bahkan masih bisa bertambah satu pertandingan bila Komisi Disiplin FA menemukan adanya gelagat negatif lain dari protes Vardy, entah itu kata-kata makian ataupun merendahkan berdasarkan laporan dari sang wasit, Jon Moss.
Kemungkinan terburuknya, Vardy bakal absen memperkuat tim menghadapi Swansea (24 April) dan Manchester United (1 Mei). Sebuah kerugian besar yang tentu mengakibatkan Claudio Ranieri sakit kepala.
Sang pelatih tak punya pilihan selain memercayakan posisi Vardy kepada Leonardo Ulloa. Penyerang berkebangsaan Argentina ini adalah opsi terbaik yang telah diakui sendiri oleh Ranieri beberapa waktu lalu.
“Saya mungkin merasa sedih karena harus kehilangan Vardy, tapi kami masih punya Ulloa. Dia merupakan pemain fantastis yang paling pas menggantikan Vardy,” kata Ranieri seperti dikutip dari Express.
Pelajaran Barcelona
Referensi kualitas Ulloa terlihat setiap kali ia merumput di atas lapangan. Meski lebih banyak memulai kiprah dari bangku cadangan, pemain berusia 29 tahun itu selalu berusaha tampil maksimal.
Statistik menyebutkan bahwa tiga dari empat gol Ulloa di Premier League 2015/16 tercipta sewaktu ia masuk pada pertengahan babak. Sepasang gol terkini bahkan sangat bernilai karena memenangkan Leicester atas Norwich (1-0) dan membatalkan keunggulan West Ham (2-2).
Leicester kemungkinan menggunakan salah satu dari dua pilihan formasi. Ulloa bisa diduetkan bersama Shinji Okazaki atau menjadi ujung tombak dengan sokongan dari Okazaki, Riyad Mahrez, dan Marc Albrighton yang menempati pos gelandang serang.
Apa pun pilihannya, Ranieri berkewajiban untuk mengingatkan pemain agar mengerahkan seluruh tenaga demi menggapai impian juara. Konsistensi adalah kunci keberhasilan mereka mengingat jarak dengan Tottenham kian dekat dari tujuh ke lima poin.
Leicester membutuhkan tambahan minimal delapan poin untuk menghindari kejaran Tottenham dan memastikan gelar. Barangkali ada baiknya jika Ranieri memetik pelajaran dari FC Barcelona di La Liga yang terancam batal juara akibat mengalami rentetan hasil buruk.
Perolehan poin Barcelona sempat unggul jauh 11 atas Atletico Madrid dan 12 poin dengan Real Madrid. Situasi ini lantas berubah hanya dalam hitungan empat pekan menyusul tiga kekalahan plus sekali imbang.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.663 |
Komentar