Pelatih Liverpool FC, Juergen Klopp, dibanjiri pujian usai membawa timnya melakukan comeback dramatis dengan mengalahkan Borussia Dortmund 4-3 di Anfield, Kamis (14/4/2016). Hasil tersebut menegaskan dua sisi wajah Liverpool yang bertolak belakang.
Saat menjamu Dortmund pada leg II perempat final Liga Europa, Liverpool mengatasi defisit 1-3 menjadi unggul 4-3 dalam 25 menit terakhir laga.
Kemenangan itu membuat klub beralias The Reds lolos ke semifinal dengan agregat 5-4 atas Dortmund.
Kemampuan Klopp memotivasi anak buahnya hingga mampu membalikkan keadaan layak diapresiasi.
Kejadian tersebut mirip dengan comeback yang mereka alami saat menang dramatis di kandang Norwich pada ajang liga (23/1/2016).
Kala itu, Liverpool tertinggal 1-3 sampai menit ke-54, tapi lantas menuntaskan laga dengan skor 5-4 berkat gol penentu Adam Lallana di menit ke-95.
Ada pula contoh kebangkitan yang lain. Pada duel Piala Liga lawan Southampton (2/12/2015), James Milner cs dikejutkan oleh gol cepat Sadio Mane pada menit pertama.
Apa yang terjadi selanjutnya? Liverpool membalas aksi kilat itu dengan gelontoran enam gol hingga menang 6-1!
Peristiwa comeback yang lebih segar dalam ingatan muncul ketika Reds menahan Manchester United 1-1 dalam leg II babak 16 besar LE (17/3/2016).
Gol Philippe Coutinho (menit ke-45) menebus kebobolan Liverpool akibat aksi Anthony Martial (32').
Akan tetapi, status Reds sebagai jago comeback di bawah asuhan Klopp disertai rapor tak mengesankan soal kerentanan mempertahankan keunggulan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar