Indonesia Soccer Championship (ISC) A bakal bergulir mulai Jumat, 29 April. PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator ISC menetapkan duel antara Persipura kontra Persija di Stadion Mandala, Jayapura, sebagai laga pembuka.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Martinus Bangun
ISC disebut sebagai ajang pengganti Liga Super Indonesia lantaran ajang itu dibuat menyerupai LSI, yang belum bisa digulirkan.
Perbedaan mencolok terletak dari tak adanya promosi dan degradasi di ISC.
Berbagai terobosan coba dimunculkan PT GTS di ISC, seperti diberlakukannya budgeting cap 5-10 miliar rupiah untuk belanja pemain, pengelolaan nilai komersial yang semisentralisasi, dan penjadwalan sekali kandang sekali tandang.
GTS juga membuka kesempatan bagi kontestan menyetorkan nama-nama perwakilan yang nantinya bakal dinominasikan mengisi empat komisi (Komisi Disiplin, Komisi Banding, Komisi Wasit, Komisi Komersial).
Selain itu, ini beberapa poin lain yang ingin diperkenalkan di ISC:
3 Klarifikasi Pendapatan Klub
*Sebanyak 18 klub kontestan ISC akan mendapatkan tiga sumber pemasukan dari sisi operator PT GTS. Pertama dari dana kontribusikomersial, kedua dari prestasi akhir di klasemen, dan ketiga dari rating televisi.
Formula 2-3-3-1 demi Jadwal ala Eropa
Seluruh laga ISC A akan bergulir di hari Jumat hingga Senin dengan formula dua laga di hari Jumat, lalu masing-masing tiga partai di hari Sabtu dan Minggu, serta satu pertandingan di hari Senin.
3 Kategori Wasit
*Pada bulan pertama ISC semua wasit memiliki kedudukan yang sama. Memasuki bulan kedua hasil evaluasi bulan pertama, 24 wasit akan dikategorikan ke dalam tiga tingkatan, A, B, dan C. Tingkatan itu akan berpengaruh pada gaji bulanan mereka.
24 Total Wasit yang Memimpin
*Sebelumnya PT GTS menyiapkan 36 wasit lalu 18 klub peserta diberikan kesempatan untuk mengerucutkan menjadi 24 nama.
*Di ISC, wasit tak akan lagi mendapatkan honor 5 juta rupiah per laga. PT GTS memberlakukan sistem gaji bulanan. Berapa kali pun wasit bertugas honornya akan sama.
5 Miliar untuk Distribusi Komersial
*Klub akan mendapatkan dana kontribusi komersial atau subsidi sebesar Rp5 miliar. Angka itu naik dua kali lipat dibandingkan LSI 2015, yaitu 2,5 miliar rupiah. Besarnya angka tersebut tak lepas dari nilai komersial ISC, yang menembus 300 miliar rupiah. Sebelumnya hanya 150 miliar.
18 Calon Panelis
Setiap kontestan ISC A (18 tim) berhak menyetor nama-nama perwakilan untuk mengisi empat komisi (Komisi Disiplin, Komisi Banding, Komisi Wasit, dan Komisi Komersial).
Hasil rapat atau pertemuan di setiap komisi akan sah bila diputuskan setidaknya oleh lima sampai tujuh anggota panelis.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.662 |
Komentar