Sejak sanksi FIFA dijatuhkan pada Mei 2015, sepak bola Indonesia bagai lesu darah. Terhentinya kompetisi dengan format jangka panjang yang berkesinambungan mendorong sejumlah pihak menggelar turnamen agar roda persepakbolaan Tanah Air bisa tetap berputar.
Penulis: Ashiddiq Adha/Labbola
Tercatat ada tiga ajang yang menyedot perhatian banyak pihak, yakni Piala Presiden, Piala Jenderal Sudirman (PJS), dan Piala Bhayangkara.
Indikator daya tarik turnamen adalah nama-nama besar yang menjadi partisipan.
Piala Presiden merupakan turnamen paling awal, tepatnya pada Agustus-Oktober 2015.
Ajang yang dimenangi Persib ini diikuti oleh 16 peserta dengan rincian 13 tim kasta teratas ditambah tiga kontestan dari kasta di bawahnya.
Turnamen yang dibuka di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, ini menghasilkan 2,4 gol per pertandingan.
Sebulan berselang, TNI menggelar PJS dengan produksi 2,6 gol per partai.
Laga Persela melawan Surabaya United, yang berkesudahan 4-3 untuk Evan Dimas dkk., menjadi pertandingan dengan total gol terbanyak (7).
Catatan ini tak terulang di dua turnamen lainnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.662 |
Komentar