Jumlah gol di PJS juga berbanding lurus dengan tembakan ke gawang.
Setidaknya 9,1 tembakan tepat sasaran per laga di PJS, sedangkan Piala Presiden dan Piala Bhayangkara hanya 8,2 serta 7,2 tembakan per duel.
Aksi penyelamatan oleh kiper juga lebih sering terlihat di PJS, yakni rata-rata 6,5 kali.
Piala Bhayangkara menjadi turnamen dengan catatan rataan penyelamatan terendah (5,2).
Rekor lain yang dicatat PJS adalah jumlah insiden penalti.
Di luar modifikasi aturan yang mengharuskan adanya adu penalti untuk setiap hasil imbang di babak penyisihan, PJS “memproduksi” 23 insiden penalti.
Piala Presiden dan Piala Bhayangkara masing-masing mencatat 10 dan 5 insiden penalti.
Hanya, PJS juga ternyata menjadi turnamen yang paling “kotor.”
Hal ini dibuktikan dari rata-rata hukuman kartu. Wasit yang bertugas di PJS rata-rata mencabut 5,76 kartu dari sakunya di tiap laga.
Rata-rata 30,9 pelanggaran terjadi di setiap pertandingan PJS.
Piala Presiden tercatat menjadi turnamen dengan jumlah pelanggaran dan kartu yang lebih sedikit ketimbang dua turnamen lainnya.
Di Piala Presiden, rata-rata 4,1 kartu dihadiahkan wasit di setiap pertandingannya dan rata-rata, 28,2 pelanggaran terjadi setiap pertandingan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.662 |
Komentar