Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Analisis 3 Turnamen Sepak Bola Tanah Air: Rekor demi Rekor di PJS

By Minggu, 17 April 2016 | 13:01 WIB
Striker Mitra Kukar, Syakir Sulaiman (tengah), berebut bola dengan gelandang Semen Padang, Yu Hyun Koo, dibayangi Vendry Mofu, saat laga final Piala Jendral Sudirman di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (24/01/2016).
HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET
Striker Mitra Kukar, Syakir Sulaiman (tengah), berebut bola dengan gelandang Semen Padang, Yu Hyun Koo, dibayangi Vendry Mofu, saat laga final Piala Jendral Sudirman di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (24/01/2016).

Sejak sanksi FIFA dijatuhkan pada Mei 2015, sepak bola Indonesia bagai lesu darah. Terhentinya kompetisi dengan format jangka panjang yang berkesinambungan mendorong sejumlah pihak menggelar turnamen agar roda persepakbolaan Tanah Air bisa tetap berputar.

Penulis: Ashiddiq Adha/Labbola

Tercatat ada tiga ajang yang menyedot perhatian banyak pihak, yakni Piala Presiden, Piala Jenderal Sudirman (PJS), dan Piala Bhayangkara.

Indikator daya tarik turnamen adalah nama-nama besar yang menjadi partisipan.

Piala Presiden merupakan turnamen paling awal, tepatnya pada Agustus-Oktober 2015.

 

Ajang yang dimenangi Persib ini diikuti oleh 16 peserta dengan rincian 13 tim kasta teratas ditambah tiga kontestan dari kasta di bawahnya.


Persib Bandung menjuarai Piala Presiden 2015.(Dok, JUARA.net)

 

Turnamen yang dibuka di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, ini menghasilkan 2,4 gol per pertandingan.

Sebulan berselang, TNI menggelar PJS dengan produksi 2,6 gol per partai.

Laga Persela melawan Surabaya United, yang berkesudahan 4-3 untuk Evan Dimas dkk., menjadi pertandingan dengan total gol terbanyak (7).

Catatan ini tak terulang di dua turnamen lainnya.

 

Jumlah gol di PJS juga berbanding lurus dengan tembakan ke gawang.

Setidaknya 9,1 tembakan tepat sasaran per laga di PJS, sedangkan Piala Presiden dan Piala Bhayangkara hanya 8,2 serta 7,2 tembakan per duel.

Aksi penyelamatan oleh kiper juga lebih sering terlihat di PJS, yakni rata-rata 6,5 kali.

Piala Bhayangkara menjadi turnamen dengan catatan rataan penyelamatan terendah (5,2).

Rekor lain yang dicatat PJS adalah jumlah insiden penalti.

Di luar modifikasi aturan yang mengharuskan adanya adu penalti untuk setiap hasil imbang di babak penyisihan, PJS “memproduksi” 23 insiden penalti.


Salah satu aksi kiper Mitra Kukar, Shahar Ginanjar, saat melawan Arema Cronus pada pertandingan kedua semifinal Piala Jenderal Sudirman di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (17/1/2016). (Suci Rahayu/JUARA)

 

Piala Presiden dan Piala Bhayangkara masing-masing mencatat 10 dan 5 insiden penalti.

Hanya, PJS juga ternyata menjadi turnamen yang paling “kotor.”

Hal ini dibuktikan dari rata-rata hukuman kartu. Wasit yang bertugas di PJS rata-rata mencabut 5,76 kartu dari sakunya di tiap laga.

Rata-rata 30,9 pelanggaran terjadi di setiap pertandingan PJS.

Piala Presiden tercatat menjadi turnamen dengan jumlah pelanggaran dan kartu yang lebih sedikit ketimbang dua turnamen lainnya.

Di Piala Presiden, rata-rata 4,1 kartu dihadiahkan wasit di setiap pertandingannya dan rata-rata, 28,2 pelanggaran terjadi setiap pertandingan.


(GRAFIS: ANDREAS JOEVI/JUARA.NET)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.662


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X