Tuchel sangat adaptif soal strategi. Formasi bisa serta-merta berubah, menyesuaikan lawan yang akan dihadapi anak asuhnya.
Ketika melatih Mainz pada 2010-2011, Tuchel menerapkan skema 4-1-4-1 untuk menggebuk juara bertahan Bayern Muenchen (2-1) arahan Louis van Gaal.
Semusim berselang Mainz arahan Tuchel kembali menaklukkan Bayern (3-2), kali ini dengan format 4-3-2-1.
Selain dibekali pengetahuan mumpuni soal taktik, Tuchel juga merupakan motivator ulung.
Ia tak alergi dengan kesalahan. Ketika Mainz secara mengejutkan disingkirkan klub Rumania, Gaz Metan, pada Kualifikasi III Liga Europa 2011-2012, Tuchel malah mengutip kalimat pebasket legendaris, Michael Jordan.
"Saya telah gagal dalam lebih dari 900 tembakan di sepanjang karier. Saya nyaris kalah dalam 300 pertandingan. Sebanyak 26 kali, saya dipercaya mengambil tembakan menentukan dan gagal. Saya gagal dan gagal lagi. Karena itu saya sukses."
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Guardian, Bundesliga, Deutsche Welle |
Komentar