Bagi klub yang selama lima tahun terakhir dibayangi kebangkrutan dan penurunan prestasi, kehadiran Klopp juga tidak ubahnya awal kebangkitan klub asal Lembah Ruhr tersebut.
180 - Jurgen Klopp took charge of 319 competitive games as Borussia Dortmund manager, winning 180 (56.4%). Return.
— OptaJoe (@OptaJoe) April 7, 2016
Skema serangan balik cepat ala Klopp, yang disebut sebagai gegenpressing, menjadi tontonan sepak bola yang atraktif dan menyenangkan ditonton. Klopp sendiri bahkan menyebut taktik andalannya tersebut tidak ubahnya seperti musik heavy metal.
133 - Jürgen Klopp won 133 Bundesliga games with Dortmund, more than any other BVB manager. Metal.
— OptaJoe (@OptaJoe) October 8, 2015
Seperti deja vu, situasi nyaris serupa terjadi ketika Thomas Tuchel diangkat sebagai suksesor Klopp.
Pada musim terakhir Klopp, yaitu musim 2014-2015, performa Dortmund seperti terjun bebas.
Mereka kerap kalah menghadapi tim-tim yang di atas kertas lebih inferior dibandingkan dengan mereka.
Saat Bundesliga memasuki jeda kompetisi pada musim dingin, Dortmund menduduki peringkat ke-17 alias berada di zona degradasi.
Sama seperti Thomas Doll pada 2008, pencapaian buruk tersebut memaksa Klopp mundur.
Untung bagi Dortmund, Mats Hummels dkk masih sanggup memperbaiki penampilan pada paruh kedua kompetisi, dan menduduki peringkat ke-7 ketika kompetisi Bundesliga selesai.
Memang, hasil tersebut berarti Dortmund absen di Liga Champions. Mereka pun harus berjuang dari babak kualifikasi untuk bisa berlaga di Liga Europa.
Pada musim debutnya, pelatih baru Dortmund, Tuchel, mengembalikan kembali reputasi tim sebagai unggulan di Bundesliga.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Dari Berbagai Sumber |
Komentar