Presiden FIFA, Gianni Infantino ikut disebut-sebut dalam salah satu dokumen yang tergabung dalam Panama Papers, kumpulan data keuangan dan pajak yang dibeberkan ke publik oleh harian Jerman Sueddeutsche Zeitung. Nama Infantino masuk ke dalam laporan dugaan suap pada 2006.
Seperti diketahui, Infantino adalah mantan Sekretaris Jenderal UEFA.
Dia terpilih sebagai Presiden FIFA pada Februari 2016, menggantikan Sepp Blatter yang dinon-aktifkan karena skandal korupsi.
Laporan tersebut menunjukkan pasangan ayah dan anak, Hugo dan Mariano Jinkis memberi suap kepada sejumlah pejabat UEFA agar mau menjual hak siar kompetisi antarklub Eropa seperti Liga Champions, Liga Europa, dan Supercup kepada jaringan televisi Amerika Selatan milik mereka.
Dokumen Panama Papers menyebutkan, hak siar kompetisi antarklub Eropa di Amerika Selatan diberikan kepada perusahaan Cross Trading asal Argentina.
Cross Trading membayar 111.000 dolar AS (sekitar Rp 1,4 miliar).
Perusahaan tersebut melakukan perjanjian dengan partner siaran UEFA yang disebut Team. Dalam perjanjian kerja sama tersebut, nama Infantino muncul sebagai Direktur Legal UEFA.
Setelah membeli hak siar dari UEFA, Cross Trading lalu menjual kembali hak siar tersebut ke stasiun televisi Teleamazonas dengan harga tiga kali lipat yang mereka bayarkan.
Belakangan diketahui, perusahaan Cross Trading adalah anak perusahaan dari Full Play, perusahaan milik Hugo Jinkis.
Sampai saat ini belum ada indikasi bahwa Infantino melakukan sesuatu yang ilegal.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Guardian, BBC |
Komentar