Akhir pekan ini Premier League bergulir lagi. Perjuangan Leicester City membuat kejutan besar menjadi juara bakal berlanjut.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Kompetisi tinggal menyisakan tujuh partai dan Leicester kini mengoleksi 66 poin, unggul lima poin bersih atas tim peringkat dua, Tottenham Hotspur.
Berapa poin lagi yang dibutuhkan oleh tim asuhan Claudio Ranieri untuk menjadi kampiun?
Pada Januari lalu, sang manajer asal Italia itu sempat menyebut target 79 angka.
Ketika itu Leicester baru mencapai 40 angka. Itu adalah target di awal musim, di mana Ranieri memang hanya menyasar timnya selamat dari degradasi.
The Foxes ternyata mampu mengamankan kuota "poin selamat" itu jauh lebih cepat dari perkiraan. Ranieri pun menyebut target baru.
"Kami mendapatkan 39 poin pada paruh pertama kompetisi. Di paruh kedua tim akan mencoba meraih 40 poin. Saya tahu target itu sulit, tapi kenapa tidak? Kami sudah aman, jadi akan mencobanya," kata Ranieri saat itu kepada BBC Football.
2,12 - Rataan poin per laga milik Leicester sampai pekan ke-31.
Dua bulan berselang, kini Leicester sudah hampir berhasil merealisasikan target 79 angka itu.
Jamie Vardy cs membutuhkan tambahan 13 angka dari tujuh pertandingan terakhir. Seharusnya tidak sulit.
Di sisa kompetisi, Leicester berturut-turut akan menghadapi Southampton (kandang, 3/4/2016), Sunderland (tandang, 10/4/2016), West Ham (k, 17/4/2016), Swansea (k, 24/4/2016), Manchester United (t, 1/5/2016), Everton (k, 7/5/2016), dan Chelsea (t, 15/5/2016).
Anggap saja Leicester menang atas "tim-tim lemah" dari daftar lawan mereka: Southampton, Sunderland, Swansea, dan Everton.
Satu poin lagi adalah dari hasil seri menghadapi salah satu dari "tim kuat": West Ham, Manchester United, atau Chelsea.
Koleksi 79 poin bisa dibungkus. Pertanyaannya, cukupkah angka itu untuk menjadi juara?
Sejarah tidak memihak Leicester. Di era Premier League sejak 1992-1993, hanya ada tiga kejadian di mana tim juara cuma mengoleksi di bawah 80 poin.
Tiga kejadian itu adalah Manchester United 1997 (75 poin), Arsenal 1998 (78), dan United lagi pada 1999 (79). Sisanya, tim juara Premier League biasanya meraih lebih dari 80 poin.
Hitungan matematis juga tidak mendukung harapan Leicester menjadi juara dengan tambahan 13 angka atau koleksi total 79 poin.
Apabila mampu memenangi semua pertandingan sisa, Tottenham bisa mengumpulkan 82 poin.
Tentu saja selalu ada harapan Spurs bakal tersandung dalam satu atau beberapa partai ke depan. Tapi, kemungkinan terburuk tetap perlu dipertimbangkan Leicester.
Supaya benar-benar aman, Vardy dkk minimal perlu memiliki satu poin lebih banyak daripada Tottenham. Pasalnya, jika poin akhir kedua tim sama, Leicester kalah dalam selisih gol.
Lebih dari 79 Poin
Kuota "poin juara" Leicester adalah 83. Artinya, mereka butuh tambahan 17 poin dari tujuh partai sisa. Proyeksi asal poin tersebut jadi perlu diatur ulang.
Kemenangan atas Southampton, Sunderland, Swansea, dan Everton tetap harus diamankan untuk 12 poin.
Sisa lima poin bisa diperoleh lewat satu kemenangan dan dua hasil seri dari partai-partai melawan West Ham, Manchester United, dan Chelsea.
Berat? Pasti. Tapi, Ranieri sendiri mengakui bahwa timnya perlu melewati target 79 poin.
"Saya pikir kami perlu lebih dari 79 poin. Tim harus memasang turbo dan mati-matian berusaha mendapatkan kemenangan di semua pertandingan sisa," katanya kepada ESPN FC.
Akan lebih rumit lagi buat Leicester jika bicara rata-rata poin akhir tim juara Premier League. Angkanya adalah 86.
The Foxes harus memenangi seluruh pertandingan sisa untuk bisa mencapai angka tersebut. Namun, asa buat Leicester seharusnya tetap terjaga.
Faktanya, dalam 10 tahun terakhir, tidak ada tim yang mengoleksi 66 poin seperti Leicester sekarang bisa memuncaki klasemen.
Paling bagus mereka berada di posisi kedua.
Artinya, tuntutan poin di Premier League 2015-2016 tidak setinggi biasanya. Tambahan 13 angka atau koleksi total 79 poin barangkali memang sudah cukup buat Leicester untuk merebut trofi.
[video]http://video.kompas.com/e/4823763171001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.660 |
Komentar