Tak ada yang menduga debut Rio Haryanto mesti dialaminya justru dengan mengatasi hal-hal terkait mental. Sebagai rookie, jelas ini bukan hal gampang.
Penulis: Arief Kurniawan
Hari Kamis (17/3/2016) dan Jumat tak terlalu membebani Rio. Bahkan pada Kamis dalam konferensi pers resmi FIA, dia duduk satu forum dengan Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel.
Hari itu nama Rio sangat terangkat.
Pada Jumat Rio hanya tak mendapatkan pengalaman lebih, baik untuk berlatih maupun beradaptasi dengan sirkuit yang belum pernah dikenalinya.
Tapi, Sabtu dan Minggu lalu benar-benar cobaan mahaberat buat Rio.
Ketika Tabloid BOLA bertanya bagaimana rasanya menghadapi para steward yang bertindak sebagai "hakim", Rio menjawab suasananya berbeda dari peristiwa serupa di GP2 Series.
"Saya menjawab apa adanya soal senggolan di pit lane dengan Romain Grosjean, tapi mereka memang ketat dengan regulasi. Saya dapat penalti, tapi langsung melupakannya," ujar Rio tentang insiden di free practice 3, yang membuat dia mesti mundur tiga grid dan mendapatkan penalti 2 poin.
Tim Hargai Sikap Rio
Sikap move on itu malah berhasil membuat Rio mengalahkan rekan setimnya di Manor, Pascal Wehrlein, di babak kualifikasi. Pencapaian itu sangat diapresiasi media asing.
Ketika satu masalah sudah berhasil diatasinya dengan baik, pada balapan ada lagi ujian mental. Rio, yang sedang mantap berlomba, tiba-tiba tak boleh melanjutkan lomba.
Padahal, menurut Manor dia justru tampil sangat kuat.
"Yang kecewa saya tidak bisa menyelesaikan balapan bukan hanya saya, tapi juga tim," kata Rio.
"Bagaimanapun, saya tetap merasakan debut spesial karena dukungan yang didapatkan dari masyarakat Indonesia di Melbourne maupun di Tanah Air."
Dave Ryan, Racing Director Manor, menyatakan salut dengan sikap positif kedua pebalapnya, terutama Rio.
"Kamilah yang membuat dia kecewa, bukan sebaliknya. Kami punya pekerjaan rumah besar dengan reliabilitas mobil. Semoga hal itu tak terulang di Bahrain," kata Ryan.
Malam hari seusai balapan, Tabloid BOLA menemani Rio di hotelnya. Walau lelah, pebalap asal Solo berusia 23 tahun itu tetap ceria. Dia bilang banyak pelajaran yang didapatnya dari Melbourne.
Di Sakhir, Bahrain, sirkuit yang lebih familiar buat Rio, semoga ada cerita berbeda dua pekan ke depan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.659 |
Komentar