“Karenanya, saya sulit membalap Dovi. Bagaimanapun, saya sangat senang dengan kerja Honda dan tim saya, mereka memberikan segenap kemampuan. Saya juga memberikan 100 persen kemampuan saya di tempat yang dua minggu lalu kami masih lebih lambat sedetik,” katanya.
Marquez menyebut ban lunak bukan pilihan yang pas baginya. Ban lunak di depan membuat kecepatannya melorot hanya setelah tiga putaran.
Ia juga mengklaim bahwa pilihan lunak untuk ban belakang lebih buruk lagi seturut gaya membalapnya yang ngotot “menyerang” di tikungan.
Jadilah ia memilih pasangan ban keras. Marquez tak mengabaikan kemungkinan Lorenzo dan pebalap Ducati justru terbantu pilihan ban lunak untuk roda belakang. Apa pun, pilihan telah dibuat.
“Saya sempat berharap mungkin mereka akan melambat di beberapa putaran terakhir, tapi mereka malah lebih cepat,” ucap Marquez.
Berbekal pengalaman beradaptasi dengan ban Bridgestone pada tahun-tahun sebelumnya, Marquez tak menyorot ban sebagai masalah musim ini.
“Kami kini memakai ban-ban berbeda, tetapi telah menemukan keseimbangan. Kita bisa melihatnya dalam balapan. Waktu tempuh kami cepat dan konsisten sepanjang balapan. Jadi, saya senang dengan hasil pekerjaan pemasok (Michelin) karena saya merasa nyaman dengan motor,” katanya.
Marquez juga merasa tak perlu mengubah secara drastis gaya membalap agresif yang telah memberinya dua gelar juara dunia.
“Saya terus menekan di tikungan, meluncur, dan mengerem dengan cara yang sama atau bahkan lebih belakangan dibanding saat masih memakai ban lama. Kalau tak membalap seperti itu, saya tak bisa mengimbangi para pesaing,” ucapnya.
Pedrosa boleh jadi mesti mempertimbangkan gaya berbalap seagresif Marquez bila ingin bersaing.
Tempat kelima toh bukan hal buruk buat pebalap yang tampak masih beradaptasi dengan ban baru dan perangkat kendali elektronis baru, isu umum 2016.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar