Sejak naik ke GP2 Series, kesibukan Rio di dunia balap semakin tinggi. Jadwal bertemu dan berkumpul dengan keluarga pun berkurang. Apalagi, setelah kini Rio terjun di Formula 1.
Namun, mereka masih terus menjaga komunikasi, baik melalui telepon atau pesan singkat.
"Kalau telepon, ya sekadar tanya kabar, enggak ada curhat-curhatan. Lagipula, di sana Rio memang sudah enggak bisa ditempel lagi sama mami papinya," kata Sinyo.
Jalan terjal harus dilalui Rio untuk sampai ke Formula 1. Dukungan dari masyarakat Indonesia memang mengalir terus, tetapi tak sedikit yang memberikan cibiran.
"Enggak masalah kalau Rio diberitakan ini dan itu, apalagi disebut bisa maju F1 hanya modal sokongan sponsor, bukan karena prestasi. Saya lebih tahu siapa Rio," ujar Sinyo.
Manajemen Rio saat ini masih mencari dana untuk membayar kekurangan biaya yang harus disetorkan ke Manor Racing. Dari 15 juta euro (sekitar Rp 225 miliar) yang dibutuhkan, mereka baru setor 5 juta euro.
"Kami enggak stress, Rio juga begitu. Walaupun kendala terbesar saat ini memang masih urusan dana, Rio harus maju terus!" tuturnya.
Rio meninggalkan Jakarta dan berangkat ke Australia pada Senin (14/3/2016) malam WIB. Dia membalap untuk Manor Racing bersama pebalap muda Jerman, Pascal Wehrlein.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | - |
Komentar