Juergen Klopp telah melahap 35 laga di berbagai ajang sebagai peramu taktik Liverpool FC. Jumlah partai sebanyak itu cukup sebagai patokan evaluasi peningkatan performa klub di tangan sang manajer. Berikut empat bukti di antaranya.
1. Perbaikan peringkat, walau masih tipis
Klopp menggantikan Brendan Rodgers, yang dipecat pada 4 Oktober 2015. Sejak ditangani Klopp pada laga kontra Tottenham (17/10/2016), Liverpool mengalami perbaikan peringkat di klasemen Premier League.
Saat ini, Adam Lallana cs menempati peringkat ke-7, naik tiga titik dibandingkan posisi tim saat ditinggalkan Rodgers (10).
Kenaikan masih tipis, tapi Klopp juga masih berpeluang membawa klub mengakhiri musim ini dengan trofi melalui kiprah di Liga Europa.
Syaratnya, mereka harus melewati tantangan berat pertama di babak 16 besar dengan menghadapi rival klasik, Manchester United.
2. Rasio kemenangan lebih tinggi
Liverpool asuhan Klopp mencatat rasio kesuksesan lebih tinggi daripada Rodgers musim ini.
Dalam 35 partai bersama Klopp, Liverpool mengklaim 16 kemenangan, 10 kali seri, dan 9 kali kalah. Rasio kemenangan mereka mencapai 46 persen.
Bandingkan dengan statistik Rodgers, yang memimpin klub pada 11 laga perdana musim ini di semua ajang kompetitif.
Rasio kemenangan Rodgers cuma 27 persen hasil dari 3 kemenangan saja. Sisanya, klub memetik 6 skor imbang dan 2 kali kalah.
3. Catatan gol membaik
Peningkatan juga muncul dalam segi catatan gol dan kemasukan. Bersama Klopp, Liverpool menceploskan 53 gol dalam 35 laga (rasio 1,5 per partai). Mereka baru kebobolan 36 kali (1 gol per gim).
Kalau catatan dalam 11 partai musim ini saja tak cukup sebagai pembanding nilai Rodgers, ambil rapor dalam 35 laga terakhirnya bersama Reds supaya setara.
Pada kurun waktu tersebut, Liverpool-Rodgers mencetak 38 gol (1,08 per laga) dan kebobolan 41 kali (1,17 gol per gim).
Dengan kata lain, statistik selisih gol Liverpool dalam 35 partai bersama Klopp ialah +17, lebih baik daripada 35 partai terakhir dengan Rodgers (-3).
4. Peningkatan performa pemain
Perbaikan statistik ditopang oleh peningkatan performa pemain. Ambil contoh situasi yang dialami Roberto Firmino.
Di bawah asuhan Rodgers, pemain ofensif berusia 24 tahun itu tak memberikan kontribusi riil berupa gol maupun assist.
Kinerjanya melesat sejak tim dipoles Klopp, terutama setelah pergantian tahun. Firmino terlibat atas terciptanya 11 gol Liverpool di liga lewat sumbangan 7 gol dan 4 assist.
Jumlah tersebut merupakan kontribusi terbanyak di antara semua pemain Premier League musim ini pada 2016.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar