BREAKING: #RWC2015 to showcase Hawk-Eye’s SMART replay technology for first time http://t.co/NAZPu6woaK pic.twitter.com/ocQyhp4aSS
— World Rugby (@WorldRugby) August 17, 2015
Sistem tayang ulang melalui video sudah diterapkan di kompetisi NFL (National Football League) atau liga american football sejak 1986. Seiring pentingnya teknologi ini, peraturan penggunaannya terus diperbarui.
Metode insant replay menjadi fasilitas vital mengingat olahraga tersebut melibatkan level akurasi dan kontak fisik dengan frekuensi tinggi. Dengan bantuan teknologi, wasit juga bisa mengevaluasi kasus cedera yang menimpa pemain.
Lebih lanjut, olahraga rugbi menggunakan perpaduan lebih modern antara video replay dengan hawk-eye, atau serupa teknologi garis gawang, pada Piala Dunia Rugbi 2015.
Sementara satu kamera dipasang untuk memantau jalannya laga secara keseluruhan, unit kamera lain yang terhubung melalui berbagai video perekam menyoroti pemain kunci secara detail.
Mesin video perekam ini akan menayangkan ulang aksi pemain dari berbagai sudut pandang dalam gerakan lambat.
Sebanyak 13 negara dilaporkan tertarik menggelar uji coba skema tersebut. Namun, Ketua Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Martin Glenn, mengakui proses tersebut masih akan menghadapi banyak tantangan.
"Kendalanya ialah soal berapa banyak kamera yang dibutuhkan dalam sebuah partai. Satu laga babak-babak awal Piala FA di kandang klub nonliga tak akan memakai sampai 30 kamera. Berapa minimal yang dibutuhkan? Sebut saja 36. Lalu, siapa yang akan membayarnya?" ucap Glenn.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Sky Sports, FIFA |
Komentar