Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

CLS Knights Surabaya Fokus Capai Grand Final Lebih Dulu

By Jumat, 4 Maret 2016 | 20:06 WIB
Pemain asing CLS Knights Surabaya Jamar Andre Johnson, ketika menghadapi Satria Muda pada seri III IBL 2016.
GONANG SUSATYO/BOLA/JUARA.NET
Pemain asing CLS Knights Surabaya Jamar Andre Johnson, ketika menghadapi Satria Muda pada seri III IBL 2016.

Musim ini, Anda menjalani debut sebagai pelatih di tim yang belum pernah juara. Prestasi tertinggi menjadi runner up di musim 2011. Bagaimana target CLS Knights di musim ini?

Target saya membawa CLS Knights ke grand final lebih dulu. Jika sudah mencapai final, selanjutnya kami bisa berbicara mengenai peluang juara. Menjadi juara tentu menjadi target paling tinggi.

Anda menyebut CLS Knights masih dalam proses dan banyak PR yang harus diselesaikan. Apa saja yang harus diperbaiki dari tim?

Selama ini CLS Knights lebih dikenal sebagai tim yang melakukan banyak shooting. Ini memang karakter tim Jawa Timur dan shooting mereka memang bagus. Ini terlihat pada permainan Sandy Febriansyah (small guard) dan Bima Riski Ardiansyah (small guard). Karakter permainan seperti (Rachmad) Febri Utomo (small forward) yang banyak penetrasi pada paint area justru jarang ditemukan. Oleh karena itu saya mencoba memadukan antara shooting, skill individu atau bagaimana force play mereka dan bagaimana bermain di paint area. Jadi, mereka tak hanya mengandalkan satu senjata saja sehingga mudah ditebak. Ada tiga hal yang harus dipadukan.

Bagaimana dengan kehadiran pemain naturalisasi Jamarr Andre Johnson? Seberapa penting peran dia di CLS Knights?

Ini musim pertama dia di IBL. Tetapi, dia sudah memberi kontribusi bagi tim. Bahkan menurut saya kehadiran dia bisa menjadi tren di IBL. Ada yang kontra memang karena dianggap mematikan talenta lokal. Namun saya menilai, pemain lokal harus dibiasakan menghadapi pemain asing.

Apakah kehadiran mereka bisa membantu menaikkan kualitas pemain lokal?

Jelas, pemain lokal akan mengalami peningkatan kualitas. Mereka mungkin tak menyadari kalau permainannya sudah berkembang. Itu baru dirasakan bila bertemu tim luar negeri. Saya adalah produk dari kompetisi yang menggunakan dua pemain impor. Karena sering bertemu mereka, saya menjadi tidak canggung atau demam panggung saat menghadapi tim luar negeri. Saya merasa biasa saja dan tidak ada tekanan. Jadi, peningkatan mereka lebih pada mental dan skill individu.

Tentu ada kerugiannya bila kehadiran mereka memunculkan kontroversial dan ada yang menentangnya?

Bila pemain impor atau mereka yang dinaturalisasi hanya sekadar mengejar statistik individu, maka pemain di tim mereka tidak banyak berkembang. Standar permainan mereka biasa saja. Berbeda bila mereka tak segan membantu pemain lokal. Jadi ada transfer knowledge. Pemain lokal pun ikut berkembang dan itu ada pada diri Jamarr. Dia selalu membantu pemain yunior di CLS Knights.


Pelatih CLS Knights Surabaya, Wahyu Widayat Jati(GONANG SUSATYO/BOLA/JUARA.NET)


 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X